BerandaEkonomiKKP RI Monitoring dan...

KKP RI Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Bantuan Pemerintah Di Desa Sungai Batang

Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI lakukan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Bantuan Pemerintah di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat pada Rabu (18/11/2020).

Dalam kunjungan kali ini, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya KKP RI, Darmadi Aries Wibowo didampingi jajaran KKP RI dalam monitoring dan evaluasinya.

Kedatangan rombongan jajaran KKP RI ini disambut langsung oleh Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar, HM. Riza Dauly beserta jajaran

IMG 20201118 WA0082

Rombongan jajaran KKP ini pertama-tama mengunjungi Koperasi Indopat Borneo Sungai Batang yang memiliki mesin pembuat es serpih (Flake Ice Machine), bantuan dari KKP RI pada tahun 2019.

Kemudian dilanjutkan meninjau Unit Pengolahan Ikan (UPI) di kawasan yang sama dimana saat ini pengelolaannya dikerjasamakan dengan pihak ketiga, yakni PT. Fresh On Time Seafood (FOTS) yang mengolah hasil perikanan produksi lokal menjadi produk ekspor.

Staf Ahli Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya KKP RI, Darmadi Aries Wibowo mengungkapkan pihaknya datang turun langsung untuk mengevaluasi bantuan yang disalurkan KKP RI sejak 2015 lalu.

IMG 20201118 WA0068

“Sekarang Presiden juga meminta agar pemerintah melakukan dialog dengan masyarakat, pelaku usaha dan pemda setempat untuk menyerap aspirasi dan berpikir out of box untuk pemulihan ekonomi bidang kelautan dan perikanan pasca pandemi,” katanya.

Darmadi mengungkapkan saat ini kondisi perikanan secara nasional saat ini sedang berada dalam tekanan dan terpukul akibat pandemi Covid-19.

“Akan tetapi menurut penuturan Kadis Perikanan tadi, kondisi perikanan di Kabupaten Banjar tidak seburuk kondisi di nasional. Mudahan dengan monitoring ke berbagai daerah ini kita bisa mencocokkan kebijakan dan tata kelola perikanan serta sistem logistik nasional,” terangnya.

Darmadi sendiri mengungkapkan pihaknya senang bantuan yang diberikan KKP RI di Kabupaten Banjar dapat bermanfaat dan pihaknya siap memberikan bantuan lagi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi perikanan di Kabupaten Banjar.

Staf Ahli KKP RI ini juga menantang Kabupaten Banjar agar jangan hanya jago kandang, alias hanya mampu mencukupi produksi perikanan di daerah saja, apalagi dengan adanya Unit Pengolahan Ikan (UPI).

“Tapi juga harus bisa memenuhi kebutuhan di Indonesia, bahkan berpeluang ekspor ke luar negeri. Salah satunya adalah mengisi kouta kebutuhan ikan bagi jamaah haji dan umroh dari Indonesia di Arab Saudi yang berjumlah puluhan juta, kira-kira sebanyak 1000 ton setahun. Hambatan untuk ekspor itu harus ditangani, sehingga produk perikanan Kabupaten Banjar bisa sesuai standar dan bisa masuk ke Arab Saudi,” beber Darmadi.

IMG 20201118 WA0086

Sementara itu Kepala Diskan Kabupaten Banjar, HM. Riza Dauly mengungkapkan kunjungan jajaran KKP RI ini untuk memonitor perkenbangan perikanan di Kabupaten Banjar, khususnya di kawasan minapolitan.

“Tahun lalu kita mendapatkan bantuan mobil pendingin dan Flake Ice Machine untuk kebutuhan logistik perikanan di Kabupaten Banjar. Alhamdulillah mereka cukup bangga de gan apa yang bisa dicapai oleh Kabupaten Banjar,” jelasnya.

Walaupun pandemi Covid-19 belum usai, saat ini Kabupaten Banjar mulai berupaya menghasilkan produk perikanan untuk keperluan ekspor ke luar negeri.

“Salah satunya adalah produksi rajungan di UPI ini yang akan dipasarkan ke Amerika. Saat ini produk tersebut tersebut belum tercatat sebagai produk Kabupaten Banjar, masih melewati proses di Jakarta,” ungkap Riza Dauly.

Kadiskan Banjar ini menyatakan pihaknya siap memenuhi tantangan dari KKP RI, yakni menjadikan produk perikanan Kabupaten Banjar agar bisa menembus pasar internasional.

“Jadi tantangan kita ke depan yaitu seluruh produk perikanan kita punya daya saing yang kuat. Selain dari UPI, staf ahli Menteri KKP RI tadi juga berharap agar Kabupaten Banjar bisa memenuhi ekspor perikanan untuk konsumsi jamaah umroh dan haji asal Kalsel sesuai standar yang ditetapkan. Untuk hal ini, sudah kita bicarakan dengan pihak terkait di KKP RI, khususnya ekspor perikanan patin, papuyu dan sebagainya,” terangnya.

Riza Dauly menambahkan agar bisa memenuhi hal tersebut, pihaknya mengusulkan agar KKP RI dapat menguatkan sistem rantai dingin produk perikanan yang merupakan aspirasi pelaku usaha perikanan budidaya di Kabupaten Banjar.

“Para pelaku usaha perikanan ditempat kita meminta bantuan berupa peralatan 5 unit Portable Cold Storage untuk menyimpan hasil pengolahan ikan yang dipanen. Juga 2 unig peralatan pabrik es balok yang dilapangan tidak bisa kita penuhi secara langsung. Dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan produksi perikanan di Kabupaten Banjar,” katanya.

Dengan adanya bantuan ini, Riza Dauly berharap ongkos produksi perikanan dapat ditekan sehingga bisnis perikanan dapat lebih berkembang.

“Misalnya saja pabrik es serpih yang dikelola Koperasi Indopat ini membuat pembudidaya ikan tak perlu lagi mencari es untuk menyimpan ikan ke daerah lain. Sehingga dengan adanya bantuan ini minapolitan bisa tambah mantap, bahkan bisa menjadi Teknopark bidang Perikanan di Kabupaten Banjar,” harapnya.

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka