BerandaHabar UtamaUlama Besar Berjubah Kuning...

Ulama Besar Berjubah Kuning Akan Raih Gelar Pahlawan Nasional

Terbaru

Sultan Hidayatullah Halil illah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman, atau lebih diketahui sebagai Pangeran Hidayatullah merupakan salah satu tokoh penting pada masa Kesultanan Banjar, pada Perang Banjar melawan  Kolonial Belanda yang berlangsung pada tahun 1859-1905, atau menurut versi Belanda berlangsung pada tahun 1859-1863.

Pangeran Hidayatullah yang menjadi pewaris dari kakeknya, Sultan Adam Al Watsiq Billah ini disebut Belanda dalam buku De bandjermasinsche krijg van 1859-1863 yang ditulis Willem Adriaan van Rees (1865) sebagai hoofd opstandelingen yang berarti Kepala Pemberontak.

Beliau yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Hidayatullah ini, lahir di Martapura pada tahun 1822 – dan wafat pada 24 November 1904 pada usia ke 82 tahun di Cianjur, Jawa Barat yang merupakan tempat pengasingan beliau beserta keluarga dan para pengikutnya.

Di Cianjur tepatnya di Desa Banjar/Gang Banjar selama pengasingan oleh Belanda cucu dari Sultan Adam ini aktif menyiarkan Dakwah sehingga beliau lebih dikenal masyarakat Cianjur dengan gelar Ulama Besar Berjubah Kuning.

Berkat jasa-jasa beliau kepada bangsa dan negara, pada tahun 1999 pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan Bintang Mahaputera Utama.

Selain itu, Pangeran Hidayatullah yang banyak berjasa berkali – kali diajukan sebagai Pahlawan Nasional, termasuk di masa kepemimpinan Bupati Kabupaten Banjar Almarhum KH Khalilurrahman atau akrab disapa Guru Khalil.

WhatsApp Image 2021 11 06 at 10.16.44

Almarhum Guru Khalil saat memimpin acara haul ke-113 Pangeran Hidayatullah, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tanggal 25 November 2017 menginginkan Pangeran Hidayatullah dihargai sebagai pahlawan nasional, Karena hingga sekarang Sultan Banjar itu kata Guru Khalil belum mendapat pengakuan pemerintah terkait status tersebut.

Apalagi menurut Almarhum Guru Khalil, Pangeran Hidayatullah adalah seorang Sultan Banjar yang alim dan dikenal gigih melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda selama masa pendudukan di Kalimantan.

Pangeran Hidayatullah kata Almarhum Guru Khalil tidak pernah menyerah dan tetap melakukan perlawanan sengit kepada penjajah sesuai semboyan masyarakat Suku Banjar “Waja Sampai Kaputing” (dari awal hingga akhir).

Hal senada pun disampaikan oleh Keturunan keempat Pangeran Hidayatulah, Pangeran Yusuf Isnendar saat ditemui di kediamannya di Cikampek, Jawa Barat pada Kamis (4/11/2021).

IMG20211104121743 scaled

Sekitar tahun 2017 jelas pria yang akrab disapa Pangeran Cepi ini, pengajuan Pangeran Hidayatullah sebagai pahlawan nasional sudah dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan.

“Pada tahun 2017 mulai mengusulkan agar Pangeran Hidayatullah ditetapkan menjadi pahlawan nasional. Dan pada tahun 2018, sudah mulai dilakukan penelitian, penyusunan anggaran dan berbagai proses lainnya,” ungkap Pangeran Cepi.

Setelah dianggarkan, pada tahun 2019 mulai dilakukan penelitian ke Kabupaten Cianjur tempat makam Pangeran Hidayatullah sekaligus tempat pengasingan, sehingga dibuatlah buku tentang Pangeran Hidayatullah.

“Dengan adanya wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), maka anggaran untuk pengajuan pangeran Hidayatullah sebagai pahlawan nasional harus ditunda karena dana digunakan untuk penanganan covid-19,” ungkapnya.

Untuk melanjutkan pengajuan penetapan Pangeran Hidayatullah sebagai Pahlawan Nasional kembali dianggarkan pada tahun 2021 ini.

“Namun, karena alasan tertentu pengajuannya kembali tertunda, menurut informasi yang kita terima akan kembali dianggarkan pada anggaran perubahan 2022 mendatang,” jelasnya.

Pangeran Cevi berharap, kedepannya tidak ada penundaan lagi, lantaran hanya tinggal selangkah lagi pengajuan Pangeran Hidayatullah sebagai pahlawan nasional tercapai.

“Prosesnya sudah cukup lama, semoga tidak ada penundaan, karena hanya tinggal selangkah lagi,” pungkasnya.

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka