Banjarbaru – General Manager PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng), Ahmad Syauki, bersama timnya melakukan audiensi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Tengah. Pertemuan yang berlangsung pada Kamis (24/10) di Kantor ESDM Kalteng, Jl. Cilik Riwut, Palangka Raya, bertujuan memperkuat kolaborasi untuk mewujudkan program Kalteng Menyala.
Audiensi ini dihadiri juga oleh sejumlah pejabat PLN seperti Senior Manager Perencanaan Diah Puspita, Manager PLN UP3 Palangka Raya Purwanto, Manager PLN UP3 Kuala Kapuas FX Eka Wijayanto, dan Manager Komunikasi dan TJSL Ahmad Humaidi. Mereka disambut oleh Kepala Dinas ESDM Kalteng, Vent Chrisyway, ST., M.Si., serta jajaran ESDM lainnya, termasuk Kepala Bidang Ketenagalistrikan Satria Trenggana, ST., M.Si., dan Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Ferryanson, ST., M.AP.
Dalam pertemuan tersebut, Vent Chrisyway menjelaskan bahwa Kalimantan Tengah sebagai provinsi terluas di Indonesia dengan luas 152.443,91 km² memiliki tantangan geografis unik, dengan sebagian besar wilayahnya didominasi oleh hutan dan pedalaman. PLN bertekad menghadapi tantangan ini dengan penuh semangat untuk melistriki seluruh pelosok, memastikan bahwa semua masyarakat, termasuk di pedalaman, dapat menikmati listrik.
“Listrik kini menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, termasuk mereka yang berada di pedalaman hutan. Kami memahami tantangan PLN dalam melistriki daerah-daerah ini karena keterbatasan infrastruktur jalan serta pemukiman yang tersebar,” ujar Vent.
Vent menambahkan, untuk meningkatkan jumlah rasio elektrifikasi di daerah, Pemprov memberikan bantuan sebanyak 33.000 unit PLTS non-komunal di desa-desa yang belum terjangkau jaringan PLN.
“Kami optimis bahwa program listrik desa PLN akan terus berjalan, dengan dukungan dan kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah. Untuk mempercepat jangkauan listrik di daerah terpencil, Pemprov Kalteng mengambil langkah inisiatif dengan bantuan PLTS non-komunal untuk memenuhi kebutuhan sementara masyarakat hingga jaringan PLN dapat terhubung,” sambungnya.
Selain program listrik desa, Vent menekankan pentingnya sinergi antara Pemprov Kalteng dan PLN untuk mendukung iklim investasi di Kalimantan Tengah.
“Kami mengapresiasi penyelesaian pembangunan infrastruktur kelistrikan seperti Gardu Induk di beberapa kabupaten di Kalteng. Infrastruktur ini akan menjadi daya tarik bagi para investor, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor di daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Satria Trenggana, ST., M.Si., Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas ESDM Kalteng, turut mengapresiasi PLN dalam pelaksanaan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) yang dilakukan oleh Dinas ESDM Provinsi Kalteng.
“Kami akan segera melakukan penyalaan listrik gratis di 5.500 rumah tangga prasejahtera yang bersumber dari anggaran ESDM Prov Kalteng, dan kami mengapresiasi kolaborasi PLN untuk segera mewujudkannya,” ujar Satria.
Ferryanson, ST., M.AP., Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Dinas ESDM Kalteng, juga menggarisbawahi potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dimiliki Kalimantan Tengah, seperti tenaga surya, biomassa dari perusahaan kelapa sawit, serta potensi micro hydro. EBT adalah energi yang berasal dari sumber-sumber alami yang dapat diperbarui, seperti matahari, angin, dan air.
Dalam tanggapannya, General Manager PLN UID Kalselteng, Ahmad Syauki, menegaskan bahwa PLN memiliki semangat yang sama dengan Pemprov Kalteng untuk melistriki seluruh pelosok wilayah.
“Kami siap mendukung penuh program Kalteng Menyala, dan kita akan bersinergi dan berjalan bersama baik pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dan para legislator untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Kalimantan Tengah ini,” papar Syauki.
Ia juga menekankan pentingnya peranan perusahaan pemilik Excess Power yang berada di dekat desa-desa yang belum terjangkau listrik.
“PLN bersama Pemprov Kalteng akan segera merumuskan strategi pemanfaatan pembangkit Excess Power untuk memasok listrik ke jaringan PLN. Masyarakat di sekitar pembangkit tersebut dapat segera menikmati listrik dari hasil kerjasama ini. Ini adalah langkah konkrit untuk terus meningkatkan rasio desa berlistrik di Kalteng,” jelasnya.
Syauki juga memberikan apresiasi atas inisiatif Pemprov Kalteng dalam melaksanakan program BPBL, yang diharapkan bisa menjadi contoh bagi provinsi lain dalam mempercepat akses listrik bagi masyarakat prasejahtera.
“Listrik adalah kebutuhan mendasar bagi semua lapisan masyarakat. Kami berharap semua pihak yang memiliki kapasitas dapat berkontribusi dalam mendukung program sambung baru listrik gratis untuk warga prasejahtera,” ujar Syauki.
Sebagai bagian dari mendukung ekosistem kendaraan listrik di Kalteng, Syauki mengusulkan kolaborasi dengan Pemprov Kalteng untuk menyediakan lokasi pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di lingkungan Dinas ESDM. Proposal ini disambut baik oleh Vent Chrisyway, yang menyatakan akan segera mengevaluasi penyediaan lahan untuk keperluan tersebut.
Kegiatan audiensi tersebut diakhiri dengan penyerahan cenderamata berupa PLN Mobile, aplikasi Super Apps dari PLN yang memudahkan pelanggan dalam mengatasi berbagai kebutuhan terkait kelistrikan. PLN Mobile juga terus menjadi solusi bagi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kelistrikan yang lebih cepat dan mudah.