Sungai Kemuning dulu hanya sebuah aliran air yang tidak tertata dan sepanjang bantarannya berdiri bangunan kumuh.
Setelah normalisasi dan penataan kawasan kumuh oleh Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani,sekitar tahun 2016 lalu. Sungai Kemuning menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di tengah kota Banjarbaru.
Dari aliran sungai kemuning sepanjang Lima Kilometer, lebih dari Tiga Kilometer diantaranya(Tahun 2019)telah dibenahi sehingga ada ruang beberapa meter di kiri dan kanan sungai yang saat ini menjadi fasilitas publik.
Namun,aliran sungai yang ada di tengah kota Banjarbaru ini, pernahkah kita berpikir bagaimana proses terbentuknya dan hulunya ada di mana.Dari hal itu Habarkalimantan.com, minggu(23/08/2020) mencoba mencari tau dan menyusuri asal aliran sungai Kemuning ini.
Setelah berjalan beberapa kilometer atau tepatnya berada di RT 30 kelurahan Sungai Ulin kota Banjarbaru, di lokasi ini ditemukan adanya mata air, yang diduga menjadi pusat atau hulu aliran air yang ada di sungai Kemuning.
Lokasi yang masyarakat setempat menyebutnya ‘Guntung’ ini, merupakan tempat berkumpulnya air yang keluar dari mata air, dan Seorang warga, Zainal Abidin (67) yang ditemui memastikan bahwa Guntung inilah hulu dari aliran air di sungai Kemuning.
“Dari Guntung inilah air mengalir hingga ke sungai Kemuning sana,cuma sekarang airnya tidak deras karena kemarau. Tapi kalau hujan lubang seluas kurang lebih 15 meter persegi dengan kedalaman sekitar 7 meter ini dipenuhi air hingga mengalir deras mengikuti aliran sungai,”ungkapnya.
Zainal melanjutkan, seiring waktu dan banyaknya perumahan di sekitar Guntung ini, lokasi yang dulunya banyak ditumbuhi pepohonan kini sudah mulai gersang dan tak dapat lagi menampung air saat hujan.
“Dulunya masih banyak pohon pohon besar, sehingga air masih tidak terlalu banyak saat hujan.sekarang tiap hujan pasti meluap dan derasnya aliran air ke bawah itu yang kerap menimbulkan banjir di sana,”ucapnya.
Kendati demikian, Zainal menuturkan, pemerintah telah berupaya untuk memberi bronjong agar di hulu sungai Kemuning ini tidak sampai tertutup gerusan tanah.
“Bronjong itu dipasang sudah ada sekitar 5 tahun, tapi alangkah baiknya kalau disiring juga, seperti di bantaran sungai kemuning.Kalau dihitung hitung panjang aliran dari sini termasuk sungai Kemuning itu ada 15 kilometer,”tuturnya.