SAMARINDA. Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik, menegaskan bahwa dalam suatu sistem terdapat manajemen yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan (evaluasi).
“Jangan pernah membuat sistem kalau kita tidak berani melakukan evaluasi,” ucapnya pada awak media.
Hal ini pulalah yang menjadi landasan, dirinya melakukan evaluasi terhadap beberapa program Pemprov Kaltim yang sudah berjalan sebelumnya, termasuk Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT).
Program BKT yang diberikan oleh Pemprov Kaltiim berupa stimulan maupun tuntas kepada pelajar (SMA/SMK/MA) hingga mahasiswa (S1, S2, S3) dalam lima tahun terakhir, periode 2018-2023, menjadi perhatian Akmal Malik
Tak menampik, dirinya menyebut sudah banyak mendapat respon positif dari warga Benua Etam. Bahkan sejak kepemimpinan Gubernur Awang Faroek Ishak periode 2008-2018 dengan program Beasiswa Kaltim Cemerlang (BKC).
Diakuinya, banyak warga Kaltim yang memberikan masukan, pendapat, dan saran untuk langkah-langkah perbaikan guna menyempurnakan pelaksanaan program BKT. “Itu artinya orang cinta dengan lembaga ini,” ungkapnya.
Dirinya menyampaikan apresiasinya kepada para kepala daerah (gubernur) terdahulu yang membentuk lembaga Badan Pengelola Beasiswa Kalimantan Timur (BPBKT) dan melaksanakan program beasiswa bagi putra-putri terbaik Benua Etam. “Sehingga ekspektasi terhadap lembaga ini (BPBKT) sangat tinggi. Banyak harapan orang,” tegasnya.
Maka tugas BPBKT bersama Pemprov Kaltim, lanjutnya, adalah menampung dan memastikan harapan-harapan warga itu menjadi kenyataan. Karenanya, Akmal sangat berharap program BKT dan kinerja BPBKT sebagai sebuah sistem tetap terus dievaluasi agar lebih baik dan sempurna dalam pelaksanaannya.
Dia pun mencontohkan bahwa setiap kepala negara maupun kepala daerah pasti memiliki masa jabatan dan akan dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas terhadap sistem. “Kita ingin niat baik yang digagas para pendahulu itu kita sempurnakan, agar sense of belonging orang Kaltim kepada lembaga ini benar-benar nyata,” tegasnya.
Secara khusus, Akmal memuji kinerja anggota BPBKT yang terdiri dari orang-orang yang bekerja dan mengabdi sesuai keahlian dan keilmuannya. “Saya dan kita semua sangat mengapresiasi. Tapi sekali lagi, suatu sistem tetap harus dievaluasi,” tandasnya.
Akmal pun meyakinkan BPBKT untuk tidak merasa berkecil hati ketika kinerja lembaganya harus menjalani proses evaluasi. “Saya saja selaku Pj Gubernur Kaltim selalu dievaluasi setiap tiga bulan sekali,” ungkapnya.
Hal itu pun tidak terkecuali kepada jajaran perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kaltim. “Saya juga bersama Bu Sekda selalu melakukan evaluasi atas kinerja perangkat daerah dalam tiga bulan sekali,”pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Muhammad Kurniawan, menyebutkan bahwa Tim Evaluasi Pengelolaan Beasiswa Kaltim berjumlah tujuh orang atau berjumlah ganjil. “Tim Evaluasi Pengelolaan BKT diketuai Profesor Susilo dan beranggotakan enam orang. Terdiri dari perwakilan perguruan tinggi, tenaga ahli Pj Gubernur, anggota DPRD, dan tenaga ahli gubernur,” tegasnya.
Nantinya tim ini akan mengkaji dan melihat segala sistem dan kinerja yang dilakukan selama ini, sehingga nantinya dapat disimpulkan hasil evaluasi dan catatan terkait yang harus dilakukan perbaikan kedepannya.