Dalam Rapat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Walikota Banjarbaru, H Muhammad Aditya Mufti Ariffin, menyatakan bahwa status covid-19 di Kota Banjarbaru saat ini telah naik menjadi zona hitam.
Hal ini lantaran tingginya jumlah lonjakan kasus suspect serta ketersediaan tempat pelayanan pasien covid-19 yang sejauh ini masih terbatas.
Berdasarkan data yang dihimpun, hingga tadi malam, ada 15 pasien yang belum mendapatkan kamar perawatan di Rumah Sakit Daerah Idaman (RSDI) Kota Banjarbaru.
Dari situ, Pemerintah Kota Banjarbaru menyatakan akan memberlakukan PPKM level III sampai tanggal 31 Juli.
“Pelaksanaan PPKM Level III ini kita berlakukan dari hari ini hingga tanggal 31 Juli mendatang,” ujarnya di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Banjarbaru, Rabu (21/7).
Agar bisa menampung masyarakat yang belum mendapatkan ruang perawatan, Walikota berinisiatif akan memanfaatkan rumah dinas (rumdin) camat dan lurah yang sampai sekarang tidak pernah digunakan. Khususnya pasien yang kondisinya belum terlalu parah.
“Semoga dengan upaya kita ini dapat menurunkan status kota banjarbaru ke level II,” harapnya.
Kota Banjarbaru masuk dalam daftar urutan ke 61 Kabupaten/ Kota yang telah berubah statusnya menjadi zona hitam. Sehingga perlu dilaksanakan PPKM Level III.
Selanjutnya, Kepala Bagian Tata Usaha RSDI Kota Banjarbaru, Firmansyah membenarkan, hingga kemarin malam seluruh ruang perawatan di RSDI terisi penuh oleh pasien suspect covid-19.
Namun, pasien suspect yang datang ke salah satu rumah sakit rujukan di Kota Banjarbaru itu juga terus berdatangan.
“Tadi malam ada lima belas orang pasien suspect covid yang tidak mendapatkan ruang perawatan. Tapi siang ini sudah berkurang, tinggal lima orang yang masih berada di IGD yang belum dapat ruang perawatan,” ungkapnya.
Di Bulan Juli paparnya, jumlah pasien suspect covid yang meninggal dunia sudah berjumlah 42 orang.
“Data terbaru hari ini saja sudah ada 5 orang yang meninggal dunia,” bebernya.
Akan tetapi, ketersedian oksigen di RSDI Kota Banjarbaru yang sempat krisis dan menjadi momok di daerah Pulau Jawa katanya cenderung aman.
Ia menjelaskan, Bulan ini pihak RSDI akan membeli 5 ribu tabung oksigen. Dimana jumlahnya 2 kali lebih banyak dari jumlah pembelian pada biasanya yang hanya sekitar 2.800 oksigen.
Selain itu pihaknya juga akan menambah jumlah bed sekitar 14 tempat tidur (TT) pasien. Lantaran, dari 77 TT yang tersedia, 63 TT sudah digunakan oleh pasien suspect.
“Kita berjaga-jaga, karena setiap satu pasien itu mampu menghabiskan oksigen selama 2 sampai 3 jam per tabung,” pungkasnya.