Sejumlah wilayah di Kabupaten Banjar terlebih yang berada di sekitar aliran sungai, beberapa pekan ini terdampak banjir akibat meluapnya air sungai dan intensitas hujan cukup tinggi.
Banjir yang setiap tahun terjadi terlebih saat musim penghujan seperti sekarang, menurut beberapa warga, kali ini merupakan banjir yang terparah dari sebelumnya.
“Sebelumnya tidak sampai berhari-hari seperti ini, paling dua atau tiga hari sudah surut, ketinggian banjirnya pun tidak sampai membuat kami mengungsi,” ucap Fatma,salah seorang pengungsi akibat rumahnya kebanjiran di desa Teluk Selong Ulu.
Warga lainnya,Anti pun mengungkapkan, Banjir kali ini merupakan yang terbesar dan juga pernah terjadi di tahun 2006 silam.
“Tapi kalau dibandingkan yang tahun 2006 itu, ini lebih mendingan.Saat itu banjir tak hanya merendam kawasan permukiman yang ada di sekitar sungai, tapi sudah sampai ke sekitar pusat kota Martapura dan saat itu pun ada hampir sebulan baru surut airnya,” ungkapnya.
Kesempatan berbeda, Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar, H M Hilman mengatakan, dari hasil evaluasi banjir setiap tahunnya di Kabupaten Banjar, Ketinggian air yang terparah itu terjadi setiap 15 tahun sekali.
“Kalau kita lihat kondisi banjir saat ini adalah siklus 15 tahunan. Meski daerah kita (Kabupaten Banjar) memang sudah menjadi langganan banjir setiap tahunnya,namun yang parah itu banjir kali ini dan 15 tahun lalu,”katanya.
Hilman juga menuturkan, banjir tahunan di Kabupaten Banjar belakangan ini, tidak terlepas dari kondisi beberapa sungai yang kini perlu dinormalisasi. Selain itu pemanfaatan ruang seiring dinamika pembangunan juga berdampak pada berkurangnya kawasan resapan air.
“Jadi solusi yang dilakukan dalam jangka panjangnya seperti, pembangunan bendungan riam kiwa dan melakukan vegetasi atau penanaman tumbuhan di kawasan aliran sungai. Sementara untuk jangka pendek ini, solusi untuk meminimalisir tinggi permukaan air saat banjir yakni melakukan normalisasi sungai,”tuturnya.