Banjarbaru — Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kembali mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, pohon tumbang, dan kebakaran lahan di tengah kondisi cuaca yang masih tidak menentu.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarbaru, Zaini, menyampaikan bahwa status siaga cuaca ekstrem di Kota Banjarbaru telah ditetapkan sejak beberapa waktu lalu, dan hingga kini masih berlaku.
“Memang sampai hari ini kita sudah punya status cuaca ekstrem. Jadi untuk cuaca ekstrem ini, kita tidak hanya menangani kebakaran, tetapi juga banjir dan pohon tumbang,” ujarnya usai mengikuti Upacara Sumpah Pemuda di Lapangan Murdjani, Selasa (28/10/2025).
Zaini menjelaskan, hingga akhir Oktober, luas area terbakar di Kota Banjarbaru mencapai sekitar 285 hektare.
Ia berharap dengan datangnya musim hujan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dapat segera berkurang.
“Walaupun sering hujan, panas masih ada, jadi masih ada kebakaran. Mudah-mudahan dengan curah hujan yang meningkat, kejadian kebakaran bisa berhenti sepenuhnya,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi potensi bencana, BPBD Banjarbaru telah mengaktifkan Posko Siaga Cuaca Ekstrem yang bekerja sama dengan TNI, Polri, dan unsur relawan.
“Kita sudah punya posko cuaca ekstrem yang tergabung dengan TNI, Polri, dan relawan. Lokasi rawan bencana ada di tiga kecamatan, yaitu Liang Anggang, Landasan Ulin, dan Cempaka,” ungkap Zaini.
Menurutnya, 35 relawan aktif saat ini tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banjarbaru, yang siap diterjunkan kapan pun untuk melakukan evakuasi maupun penanganan darurat.
“Relawan kita berjumlah 35 orang, bergabung dengan TRC. Mereka disiagakan untuk merespons cepat laporan masyarakat,” tambahnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Khususnya warga Kota Banjarbaru, waspadalah. Karena saat ini ada panas juga, ada hujan juga,” pesannya.
Sementara itu, Tini, seorang warga yang tinggal di Landasan Ulin, mengakui langkah antisipatif dari pemerintah sudah terasa di lapangan. Ia melihat petugas beberapa kali melakukan pencegahan seperti pemotongan dahan pohon yang berisiko.
“Beberapa hari ini memang hujannya deras sekali, tapi saya lihat petugas cepat turun tangan. Pohon-pohon di pinggir jalan sudah dirapikan dahannya,” tuturnya.
Tini juga mengimbau warga lain untuk ikut aktif menjaga lingkungan agar tidak memperparah dampak cuaca ekstrem.
“Kalau masyarakat ikut menjaga kebersihan dan tidak buang sampah sembarangan, insyaallah banjir bisa dicegah,” tambahnya.
