Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kabupaten Banjar, Nurgita Tyas berhasil meraih penghargaan tertinggi yakni Wiyata Dharma Utama pada Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional di Jakarta, Rabu (08/11/2023).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Liana Penny yang turut mendampingi mengungkapkan jika penghargaan tersebut diterima lantaran peran Bunda PAUD Kabupaten Banjar, Nurgita Tyas dalam menggalakan pelaksanaan masa transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.
“Adapun Peran Bunda PAUD dalam masa transisi PAUD ke SD yaitu adanya tiga target perubahan, 1. Menghilangkan tes calistung pada saat masuk SD, 2. Melaksanakan masa MPLS selama 2 minggu di awal masuk sekolah, 3. Menerapkan pembelajaran yg menanamkan 6 fondasi dasar anak,” beber Kadisdik yang akrab disapa Liana tersebut.
Kendati demikian, menurutnya pula Peran Bunda PAUD berupa advokasi membantu membentuk regulasi, monitoring, pengawasan, evaluasi terhadap pelaksanaan masa transisi Paud ke SD yang menyenangkan di Kabupaten Banjar.
“Penghargaan diserahkan langsung oleh Ibu Negara Iriana Jokowi didampingi Mendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim,” ucapnya.
Tidak hanya itu, lebih jauh dijelaskan Liana, ada 4 point komitmen Peranan Bunda PAUD dalam mendukung gerakan transaksi PAUD ke SD.
“Yakni 1. Penguatan Peran Forum Komunikasi PAUD ke SD di Kabupaten Banjar dalam gerakan transisi Paud ke SD, 2 Melakukan advokasi dan Sosialisasi gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan pada satuan PAUD, SD, pengawas, penilik, ormit dan Bunda PAUD Kecamatan/Desa/kelurahan, 3.Komitmen bersama Transisi Paud / RA Ke SD/MI antara Bunda Paud Kabupaten Banjar, Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Kantor Agama Kabupaten Banjar, 4.Penandatangan komitmen Bersama antara Bunda Paud Kabupaten Banjar dengan Bunda Paud Kecamatan/Kelurahan/Desa tentang gerakan transisi PAUD ke SD,” paparnya.
Sebelumnya, Bunda PAUD Kabupaten Banjar, Nurgita Tyas menyatakan masa transisi adalah masa peralihan dari anak-anak PAUD dan TK dengan aktivitas belajar sambil bermain berpindah ke SD dengan praktik, baca, tulis dan menghitung (calistung).
“Padahal anak-anak kita di usia golden eight dari 1-8 tahun belum diperbolehkan untuk sukses dan lancar dalam calistung melainkan untuk mengenal dan mengetahui saja,” ujarnya beberapa waktu lalu dalam sosialisasi Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.
Nurgita menyebut peran bunda-bunda PAUD sejauh ini sudah sangat berhasil menciptakan situasi dan suasana belajar yang menyenangkan.
Ia menangguhkan bagi anak kelas 1 dan 2 SD belum boleh dibebankan Pekerjaan Rumah (PR) dan wajib calistung sehingga tidak memunculkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti trauma.
“Ada anak yang merasa dibully karena sebagian dari teman-temannya sudah lancar calistung tetapi yang satunya belum dan terlebih lagi ketemu dengan guru yang belum memahami bagaimana transisi PAUD ke SD yang menyenangkan sehingga kegiatan seperti dikte, membaca dengan pemisahan huruf seharusnya diterima anak pada kelas 1 dan 2,” tutur Bunda PAUD Banjar.
Selain itu, Ia juga berpesan kepada Bunda PAUD kecamatan untuk mensosialisasikan dan mengawasi terlaksananya pendidikan anak-anak di TK dan SD di desa masing-masing.
(Liputan Khusus)