Tanah Laut — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tanah Laut menutup tahun 2025 dengan sejumlah capaian penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Tanah Laut, dr. Isna Farida, M.Kes, saat ditemui di kediamannya di Pelaihari, Selasa (09/12/2025).
Stunting Turun 19 Persen Lebih dari Angka Survei 2023
Menurut dr. Isna Farida, meskipun hasil penimbangan rutin menunjukkan angka stunting yang tidak terlalu tinggi, penetapan prevalensi resmi tetap mengacu pada survei nasional. Pada tahun 2023, prevalensi stunting berdasarkan survei berada pada angka 41,7 persen.
Dengan pengawasan ketat dan memastikan pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sesuai prosedur tanpa intervensi, angka tersebut berhasil turun sekitar 19 persen lebih.
“Alhamdulillah, karena kita pantau betul dan memastikan survei berjalan sesuai prosedur, angka kita bisa turun sekitar 19 persen lebih dari 41,7 persen,” ujarnya.
Penguatan Layanan Ibu dan Anak Sepanjang 2025
Dinkes memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak, termasuk peningkatan pemeriksaan kehamilan yang kini diwajibkan 6 kali sesuai standar nasional. Namun sebagian pemeriksaan belum tercatat optimal karena ibu hamil datang melewati rentang waktu yang telah ditetapkan.
PMT, Layanan Jemput Bola, dan Diagnosa Stunting Lebih Tepat
Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) diberikan kepada anak stunting, wasting, dan balita yang berisiko gizi kurang. Dinkes juga melaksanakan kunjungan jemput bola ke puskesmas dengan melibatkan dokter spesialis.
Dokter kandungan melakukan USG untuk deteksi dini.
Dokter spesialis anak memastikan bahwa diagnosis stunting tidak keliru dengan melihat kondisi kesehatan menyeluruh.
“PMT untuk anak stunting dan wasting terus kami berikan, dan tim gizi aktif turun ke lapangan,” jelas dr. Isna Farida.
Mutu Fasilitas Kesehatan: Puskesmas dan Rumah Sakit Telah Terakreditasi
dr. Isna Farida menjelaskan bahwa peningkatan mutu fasilitas kesehatan juga menjadi capaian penting tahun ini.
Dari 22 puskesmas, 20 telah terakreditasi.
Dari 3 rumah sakit, 2 berstatus Paripurna dan 1 berstatus Utama karena masih baru namun telah memenuhi syarat akreditasi.
Seluruh puskesmas di Tanah Laut kini juga telah terintegrasi layanan primer.
Tantangan 2025: SDM Terbatas dan Mobilitas Tinggi di Wilayah Industri
Keterbatasan tenaga kesehatan masih menjadi tantangan utama. Selain itu, wilayah industri seperti Bati-Bati memiliki mobilitas penduduk tinggi sehingga memengaruhi pendataan stunting.
“Beberapa kasus stunting muncul karena pendatang baru yang belum tercatat sebagai penduduk menetap. Begitu masuk data, langsung teridentifikasi sebagai stunting,” ungkapnya.
Prioritas Program 2026: Selaras Program Nasional dan Dievaluasi Awal Tahun
dr. Isna Farida menyampaikan bahwa prioritas program tahun 2026 masih sejalan dengan program nasional, seperti penurunan stunting, penguatan layanan kesehatan ibu-anak, dan mutu layanan primer.
“Awal tahun nanti kami menggelar rapat evaluasi untuk menentukan arah prioritas yang paling tepat,” tambahnya.
Harapan ke Depan
Dinkes Tanah Laut menargetkan penguatan edukasi masyarakat, perbaikan sistem pendataan, penambahan SDM kesehatan, serta akselerasi intervensi gizi untuk menurunkan stunting secara berkelanjutan.
Capaian sepanjang 2025 menjadi pondasi penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di tahun-tahun mendatang.


