Banjarmasin – Pengolahan kelapa menjadi salah satu proses krusial dalam industri katering. Secara tradisional, pemarutan kelapa dilakukan secara manual menggunakan papan parut sederhana atau alat konvensional biasa akan membuat pekerjaan tidak efisien dan melelahkan, terlebih jika volume produksi meningkat.
Melihat hal tersebut, Dosen Jurusan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin mencoba memberikan solusi.
Ialah Ryan Dinata, Ikna Urwatul Wusko dan Antan Noraidi Maulana yang merancang sebuah Inovasi Teknologi Tepat Guna Alat Pemarut Kelapa Dengan Sistem Automatic Feeder, Sabtu (30/11/2024).
Mewakili rekan-rekan, Antan Noraidi Maulana mengatakan bahwa dalam menghadapi permintaan produk makanan berbasis kelapa yang semakin tinggi, diperlukan solusi yang lebih efisien dan ergonomis dalam proses pemarutan.
“Kami memodifikasi dan memberikan tambahan inovasi pada mesin pemarut kelapa biasa, dengan fokus pada desain ergonomis, efisiensi energi, dan keselamatan pengguna, yakni mengurangi kelelahan pekerja dan risiko cedera menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan aman,” ujarnya.
Menurut dia, permasalahan umum yang sering terjadi pada mesin konvensional biasa meliputi fitur otomatis yang tidak berfungsi baik, penumpukan sisa kelapa yang sulit dijangkau, desain yang kompleks dan sulit dibersihkan, kurangnya fitur keamanan seperti penutup pelindung, dan ukuran parutan yang tidak konsisten.
“Nah inovasi perangkat mesin pemarut kelapa dengan sistem automatic feeder secara mekanis yang kami buat ini bisa menutup kelemahan mesin konvensional yang ada di pasaran, sehingga proses pemarutan kelapa jauh lebih cepat dan efisien,” tuturnya.
“Begitu kelapa dimasukkan, mesin akan menggunakan pisau pemarut yang berputar cepat untuk mengubah daging kelapa menjadi parutan halus, siap untuk digunakan dalam berbagai produk makanan atau keperluan industri,” tambahnya.
Antan berharap, pengembangan alat pemarut kelapa ini bisa berkontribusi dalam meningkatkan daya saing produk lokal di pasar, membuka peluang kerja baru dan meningkatkan produktivitas komunitas, terutama di sektor pertanian dan pengolahan kelapa.
“Dengan adanya mesin ini, para petani kelapa atau pengusaha lokal tidak perlu lagi bergantung pada proses pemarutan manual yang memakan banyak tenaga kerja, sehingga mereka bisa fokus pada aspek lain dari produksi,” tandasnya.