Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Firli Bahuri didampingi Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembinaan Peran Serta Masyarakat yang diadakan di Hotel Rattan In Banjarmasin pada Rabu (27/7) pagi.
Provinsi Kalimantan Selatan menjadi daerah kelima setelah Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Riau dan Bali yang menjadi tempat Bimtek Peran Serta Masyarakat.
Firli Bahuri sebagai keynote speaker menyampaikan, salah satu dari empat misi KPK adalah dengan meningkatkan upaya pencegahan melalui pendidikan antikorupsi yang komprehensif.
Dimana menurutnya, misi ini juga menjadi wujud KPK dalam mencapai tujuan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
“KPK juga melakukan pencegahan dengan cara pendidikan masyarakat. Melalui pendidikan maka KPK akan turut andil dan berperan dalam rangka mewujudkan tujuan negara, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.
Sebagai salah satu permasalahan bangsa, Firli menyampaikan bahwa tindak pidana korupsi bukan hanya melanggar undang-undang, tapi juga merupakan kejahatan kemanusiaan, yang melawan dan melanggar ajaran-ajaran agama kita.
Dan menurutnya, masih adanya tindak korupsi yang terus ada sejak kepemimpinan Presiden RI Pertama hingga Presiden RI ketujuh adalah belum matangnya kesadaran tentang tindak pidana korupsi.
“Kesimpulan kami, masih adanya tindak korupsi dikarenakan, budaya anti korupsi atau awareness (kesadaran) tentang tindak pidana korupsi belum matang dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujarnya.
Firli juga menyampaikan bahwa KPK menyadari pemberantasan korupsi tidak dapat dilakukan oleh KPK sendiri, maka untuk mengatasi korupsi KPK mengedepankan pendidikan masyarakat.
“KPK ingin membangun karakter anak bangsa yang berintegritas dan juga budaya dan peradaban yang antikorupsi. Melalui pendekatan pendidikan masyarakat, KPK berharap seluruh rakyat Indonesia tidak ada keinginan melakukan tindak pidana korupsi,” sampainya.
Dalam laporan pelaksanaan kegiatan yang disampaikan oleh Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK, Kumbul Kusdwijanto, tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menyamakan persepsi tentang korupsi.
“Maksud dan tujuan kegiatan adalah untuk menyamakan persepsi, pemahaman tentang korupsi serta dampak dan permasalahanya, serta apa peran serta yang bisa dilakukan, baik secara individu, keluarga maupun organisasi dan kelembagaan,” sampainya.
Kegiatan yang mengusung tema “Bergerak Urang Barataan Membangun Banua Nang Barasih dari Korupsi” ini diikuti oleh 150 peserta yang berasal dari para pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, kaum perempuan, LSM/organisasi masyarakat, ASN dan masyarakat dengan berbagai latar belakang profesi lainnya dari Provinsi Kalimantan Selatan.
Adapun yang akan menjadi narasumber dalam bimtek ini adalah dari Internal KPK dan juga para Akademisi di Provinsi Kalimantan Selatan.
Gaungan suara gong yang dipukul oleh Firli Bahuri yang menandai dimulainya bimtek ini, memiliki makna agar seluruh rakyat Indonesia dapat mendengar gaungan komitmen Kalsel terhadap pencegahan korupsi.
“Mudah-mudahan suara gong ini terdengar ke seluruh Indonesia agar semuanya tau komitmen Kalsel dalam mencegah korupsi,” ujar Firli. (Adpim)