Pasca berakhirnya masa pandemi, PT PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UID Kalselteng) berhasil membukukan konsumsi listrik tahun 2022 tumbuh 7,28 persen atau sebesar 4.987,15 Giga Watt Hours (GWh).
Hasil ini menjadi salah satu pencapaian kinerja yang luar biasa, mengingat pada tahun 2021 konsumsi listrik tercatat di angka 4.251,19 GWh, kenaikan konsumsi listrik ini menjadi sinyal positif peningkatan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
General Manager PLN UID Kalselteng, Muhammad Joharifin berkomitmen PLN akan memberikan layanan listrik terbaik untuk mendukung kegiatan masyarakat yang mendorong perekonomian, khususnya di Kalimantan.
“Kenaikan penjualan listrik menjadi sinyal bahwa perekonomian semakin tumbuh. Aktivitas masyarakat kembali normal pasca pandemi sehingga mendorong konsumsi listrik. Terutama di sektor industri dan retail, konsumsi listrik semakin meningkat,” ungkapnya.
Menurut Joharifin pencapaian ini tak luput dari usaha dan kerja keras seluruh insan PLN yang siap bertransformasi menghadapi perubahan dan dinamika yang terjadi di masyarakat, apalagi saat masa pandemi, semuanya serba terbatas dan akibat pembatasan sulit berinteraksi secara langsung, sehingga harus memanfaatkan semua media untuk menyentuh ke pelanggan, melalui program transformasi, munculah ide-ide terobosan yang akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
“Salah satu pendorong melesatnya konsumsi listrik tahun ini adalah kembali menggeliatnya sektor bisnis dan industri, sektor industri tumbuh 24,87 persen dengan total konsumsi listrik mencapai 749,5 GWH, atau 17,6 persen dari total konsumsi listrik tahun 2022, pun dengan konsumsi listrik pelanggan bisnis yang tumbuh 7,77%,” tuturnya.
Dirinya menjelaskan, sejumlah jurus jitu dilakukan PLN demi meningkatkan pemanfaatan listrik sektor industri, salah satunya melalui captive power acquisition yang merupakan bentuk dukungan layanan PLN dalam pemenuhan pasokan listrik untuk pelanggan industri yang masih mengoperasikan pembangkit listrik sendiri.
Melalui layanan ini, pelanggan yang memiliki captive power dapat menghentikan operasi pembangkit listriknya dan mempercayakan suplai listriknya secara penuh kepada PLN, dengan begitu, pelanggan dapat lebih fokus pada urusan pengembangan bisnisnya dan tidak lagi disibukkan dalam pengoperasian pembangkit listriknya sendiri, terbukti ada beberapa industri besar yang beralih sepenuhnya ke listrik PLN, salah satunya adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa di Kabupaten Kotabaru dengan daya 55 Mega Volt Ampere (MVA).
“Ini adalah sinyal positif terlebih lagi dengan dibangunnya Ibukota Negara Baru, Kalimantan akan menjadi Center of Indonesia, PLN tentunya berkomitmen menyediakan pasokan listrik yang handal, terjangkau dan biaya murah, sehingga sektor industri dan bisnis di Kalimantan lebih kompetitif dan makin tumbuh berkembang, dampak lainnya adalah peningkatan pendapatan daerah itu sendiri,” imbuhnya.
Kenaikan penjualan listrik diikuti dengan peningkatan daya tersambung pelanggan, pada Desember 2022 mencapai 3.130,14 Mega Volt Ampere (MVA) atau tumbuh 8,48 persen dibandingkan tahun lalu.
Seperti dikutip dari website kemenperin.go.id, bahwa sektor industri memerlukan listrik yang ketersediaanya terus berlanjut (sustainable), terjangkau (equity), dan cukup (security), hal tersebut akan mendukung industri dalam negeri untuk menyediakan produk yang berkualitas dan berdaya saing.
Perubahan gaya hidup yang serba listrik (electrifying lifestyle) juga menjadi salah satu faktor pelecut. Electrifying Lifestyle merupakan sebuah program yang mengajak masyarakat untuk mengaplikasikan gaya hidup baru dengan menggunakan peralatan serba elektrik yang bebas emisi dan ramah lingkungan.
“Electrifying Lifestyle itu digagas untuk mendukung program pemerintah terkait pengurangan emisi gas karbon dan efek gas rumah kaca, gaya hidup masyarakat mulai beralih menggunakan peralatan serba elektrik seperti motor listrik, kompor induksi, air fryer, water heater, skuter, dan mobil listrik dalam kehidupan sehari-harinya,” jelasnya.
Program lain yang dikembangkan oleh PLN saat ini adalah mendorong pertanian berbasis listrik melalui Electrifying Agriculture. Melalui program tersebut PLN ingin meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi, dari sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak dikonversi menjadi listri. Hal ini bisa juga membantu petani untuk menghemat biaya operasional hingga 80 persen seperti yang telah dirasakan petani buah naga di Bati-bati dan penggilingan padi Mayang Maurai di Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa listrik sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. PLN siap memenuhi kebutuhan listrik, baik pada segmen rumah tangga, segmen Industri dan Bisnis. “Kami siap mendukung para pengusaha yang ingin berinvestasi di Kalimantan, anda fokus bisnisnya, kami urus listriknya!,” pungkas Joharifin.