Banjarmasin – Teka-teki terkait penyebab puluhan warga di Kalimantan Selatan harus dirujuk dan mendapat penanganan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan mulai menemui titik terang.
Sebagian pasien yang sudah sadar membeberkan benda yang ditengarai mengakibatkan mereka berhalusinasi hingga tidak sadarkan diri. Kepada psikiater RSJ Sambang Lihum, beberapa pasien mengaku kehilangan kendali setelah mengonsumsi obat tablet menyerupai zenith atau carnophen.
Obat tablet tersebut mereka beli secara bebas dari penjual yang sama. Pasien mengaku mendapatkan obat itu dari penjual yang biasanya memang mengedarkan obat zenith atau pil koplo.
“Ada beberapa pasien yang bisa kami wawancarai, jawabannya masih sama. Mereka meminum obat tablet ada yang dua, ada yang tiga (tablet, red),” beber Psikiater Konsultan Adiktif RSJ Sambang Lihum, dr. Firdaus Yamani ditemui Habarkalimantan.com disela kunjungan kerja di Kota Banjarmasin, Sabtu (13/7/2024).
Lebih lanjut dibeberkan Firdaus Yamani, semula pihaknya menduga para pasien yang dirujuk terkontaminasi zat beracun dari tanaman kecubung dengan melihat reaksi gejala yang timbul.
Masih dari keterangan dari hasil wawancara, pasien mengaku sudah biasa mengonsumsi obat zenith. Dari penjual yang sama pula mereka ditawari obat baru atau pil koplo baru yang lebih ‘manjur’ dari sebelumnya.
“Sehingga mereka tertarik untuk membeli. Tapi setelah mengonsumsi mereka merasakan gejala tidak seperti pil zenith yang biasa dikonsumsi,” tambahnya.
Terkait obat tablet yang ditengarai menjadi penyebab pasien berhalusinasi hingga harus dirawat, Polda Kalimantan Selatan bersama Lab Kesehatan sedang meneliti kandungan yang terdapat di dalam obat tersebut.
“Kita masih menunggu hasil apakah memang mengandung ekstrak kecubung atau tidak,” tegasnya.
Dari data terakhir, RSJ Sambang Lihum menangani sebanyak 47 pasien, dengan dua diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Pasien yang dirujuk ini kebanyakan berasal dari Kota Banjarmasin dengan 26 orang pasien.