Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 dimeriahkan oleh segenap lapisan masyarakat dengan menggelar berbagai macam lomba.
Tidak terkecuali di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) kelas IIA Kotabaru, di Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, juga tidak mau ketinggalan untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke 77 ini.
LAPAS Kelas IIA Kotabaru yang dikomandoi oleh Yosef Benyamin Yambise sebagai Kalapas ini juga menggelar bermacam-macam lomba seperti bola volley, tarik tambang, futsal dan lomba seni.
Dikatakan Yosef Benyamin Yambise ada persembahan yang disiapkan untuk Pemerintah Daerah Kotabaru dan para Forkopimda pada kunjungan mereka nantinya, Warga Binaan juga menyiapkan pameran dan yel -yel.
“Dimana yel-yel tersebut bermakna mereka optimis keluar menjadi manusia yang baik, sesuai dengan tujuan lapas yaitu menciptakan manusia yang mandiri,” ucap Yosef.
Yosef juga mengatakan bahwa mereka dibina, didik untuk menjadi manusia yang bisa berguna bagi keluarga dan negara. Terlebih lapas bukanlah tempat yang menyeramkan, lapas merupakan wadah tempat mendidik serta menghasilkan karya yang nyata dan itu harus diketahui oleh masyarakat luas.
“Lapas adalah sebuah lembaga pendidikan seperti lembaga lainya, di Lapas kelas IIA Kotabaru sudah baik untuk para Warga Binaan maka Lapas ini saya namakan “kampus biru SAIJAAN” ,” beber Yosef.
Sementara itu, Yosef Benyamin Yambise mengatakan jika total warga binaan di Lapas kelas IIA Kotabaru pada saat ini 934 orang dengan rincian Tahanan 209 Narapidana 725. Dan ada 604 Warga Binaan yang disetujui mendapatkan pengurangan hukuman dari total napi 725.
“Ada yang mendapat remisi 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan hingga pengurangan masa hukuman 6 bulan, ini kemajuan luar biasa. Semoga jadi berkah untuk warga binaan,” Tutup Yosef.
Disisi lain, Ruddy salah seorang warga binaan lapas Kelas IIA Kotabaru dengan kasus narkoba mengatakan banyak suka duka yang dialami dalam penjara, ia juga tak pernah berharap bisa kembali masuk penjara.
“saya sudah tiga tahun lebih menjalani tahanan ini, sisa tahanan saya masih lama sekitar lima tahun lagi, dengan kata penuh sesal,” tuturnya
Diakui Ruddy, sering merasa sedih dan suntuk karena jauh dari keluarga, saya harus menerima semua ini oleh sebab itu berbagai cara dilakukannya untuk menghilangkan kerinduan terhadap keluarga.
“Setiap hari setelah pintu penjara dibuka saya langsung melakukan kegiatan rutin saya di bidang pertanian hidroponik, sholat lima waktu alhamdulillah selalu saya jaga,” katanya.
Dikatakan Ruddy jika Kalapas Yosef membolehkan kepada para warga binaan untuk berkreasi sesuai dengan keinginan, selama tidak menggunakan barang-barang berbahaya.
“kami memang di hukum, tapi kami di sini di bina untuk menjadi lebih baik setelah keluar nanti. Bapak Yosef kami anggap sebagai bapak kami karena beliau selalu memperhatikan kami para warga binaan, tidak ada jarak antara kami dengan beliau karena bapak Yosef orang yang baik,” pungkas Ruddy.