Robot penjelajah Badan Penerbangan dan Antariksa (National Aeronautics and Space Administration/NASA), Curiosity tengah mendaki gunung di planet Mars. Misi berusia delapan tahun itu, kini berkembang ke wilayah lain di planet berdebu tersebut.
Penjelajahan di wilayah pegunungan planet Mars, dilakukan NASA untuk mempelajari lebih lanjut tentang planet ini secara keseluruhan, serta mencari tahu kehidupan mikroba di masa lampau. Penjelajah tengah mendaki Gunung Sharp yang memiliki ketinggian 5,5 kilometer.
Dari laman Space, Minggu 12 Juli 2020, gunung itu di Mars memiliki julukan unit bantalan sulfat. Sulfat sendiri biasanya terbentuk di sekitar air ketika menguap, dan sisa-sisanya akan memberi informasi mengenai permukaan Mars tiga miliar tahun yang lalu.
Pengemudi rover yang berada di Bumi akan menjaga robot untuk tetap berada di dalam lintasannya. Robot perlu memilih jalan yang aman untuk mengurangi risiko kerusakan pada roda. Meski bisa dikontrol dari Bumi, Curiosity juga memiliki kemampuan artificial intelligence (AI).
“Robot tidak dapat sepenuhnya mengemudi sendiri tanpa manusia. Namun AI yang dimiliki mampu membuat keputusan sederhana untuk menghindari batu besar atau medan yang berisiko,” ujar pemimpin pengemudian rover, Matt Gildner.
Robot terakhir kali melakukan penjelajahan di unit bantalan tanah, lingkungan yang terbentuk di dalam air. Ilmuwan juga mengaku tertarik pada lingkungan campuran tanah liat dan sulfat, disebut Greenheugh pediment.
Jika berjalan sesuai rencana, robot akan sampai di unit sulfat pada akhir tahun ini. Namun bisa juga tidak sesuai rencana jika rover harus berhenti karena menemukan sesuatu yang menarik di perjalanan.
Curiosity akan merayakan hari jadinya yang kedelapan pada 6 Agustus mendatang. NASA juga tengah berencana mengirim penjelajah baru dalam waktu dekat untuk mencari sampel tanah di Kawah Jezero dan kemudian dibawa kembali ke Bumi untuk diteliti.
Sumber : https://www.suarakalbar.co.id/