Banjar – Tim SAR gabungan akhirnya menemukan korban terakhir dari insiden terbaliknya perahu bermesin di Sungai Aluh-Aluh Besar, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Korban bernama Muhammad Safrian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa dini hari (29/10/2024), sekitar pukul 02.15 WITA.
Penemuan ini menutup proses pencarian yang berlangsung selama lebih dari 32 jam sejak ketiga korban dilaporkan hilang pada Minggu (27/10/2024).
Penemuan jasad Safrian berawal dari laporan warga setempat yang ikut membantu pencarian.
“Kami menemukan korban terakhir ini tidak jauh dari posisi korban kedua, hanya berjarak belasan meter,” ujar Hendi, salah satu warga yang turut membantu proses pencarian.
Menurut Hendi, masyarakat dan tim gabungan bekerja keras memperluas area pencarian di sekitar sungai demi memastikan seluruh korban ditemukan.
Usai dievakuasi ke Puskesmas Aluh-Aluh, jasad Safrian langsung dibawa ke Pondok Pesantren Al Falah Putra di Banjarbaru untuk disalatkan sebelum diberangkatkan ke kampung halamannya di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.
Koordinator Lapangan Basarnas Banjarmasin, Zulkifli menyatakan penutupan posko pencarian dilakukan segera setelah penemuan Safrian.
“Dengan ditemukan korban terakhir, operasi pencarian resmi kami tutup. Kami sampaikan terima kasih kepada warga dan relawan yang sudah bekerja sama dalam operasi ini,” ungkapnya.
Insiden perahu terbalik di Sungai Aluh-Aluh Besar ini mengakibatkan tiga santri Pondok Pesantren Al Falah Putra hilang setelah perahu yang mereka tumpangi bersama puluhan santri lainnya oleng dan terbalik. Penyebab perahu oleng diduga karena kelebihan muatan.
Dua korban lainnya telah ditemukan lebih dulu di lokasi berbeda yang berjarak ratusan meter dari titik awal tenggelam. Korban pertama, M. Riski, santri asal Sungai Lulut, Banjarmasin, ditemukan pada Senin dini hari, disusul korban kedua, M. Hafi Mubarak, santri asal Tanah Grogot, Kalimantan Timur, yang ditemukan mengapung pada Senin malam.