Mengunjungi Hulu Sungai Selatan, terlebih lagi daerah pegunungan meratus tidak lengkap katanya jika tidak membuat gelang simpai.
Gelang simpai sendiri merupakan gelang anyaman dari tanaman resam (Gleichenia Linearis), dimana termasuk dalam tanaman paku-pakuan yang biasanya merambat di tebing-tebing di dalam hutan tropis.
Jamil, sang pengrajin simpai mengaku lebih mengutamakan kualitas bahan anyamannya, dengan menggunakan tumbuhan paikat lilin, yang lebih kuat dan tahan lama.
“Kita pakai tanaman Paikat Lilin untuk bahan pembuatannya, meski warnanya belum hitam pekat namun apabila rajin mengoleskan minyak zaitun di gelang nanti akan hitam secara alami,” ungkap Jamil, Minggu (13/09/2020).
Pria yang sudah 2 tahun terakhir menggeluti kerajinan gelang simpai ini juga menambahkan bahwa gelang simpai dulunya hanya bisa didapat apabila mengunjungi daerah Loksado, sehingga menjadi tanda bahwa apabila mengenakan simpai berarti telah mengunjungi daerah pegunungan meratus.
“Dulu gelang simpai hanya bisa didapat apabila mengunjungi Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Namun sekarang seiring berkembangnya media sosial, sekarang bisa memesan secara online,” terang Jamil.
Jamil yang tengah asik mengayam simpai di tangan Yandi Rahman kala itu mengaku Gelang Simpai tradisional Suku Dayak yang ia buat berbeda dari yang lain, pasalnya ia berani mengolah simpai lain dari yang lain, atau sesuai permintaan si pemesan.
Yandi Rahman sendiri tertarik memesan gelang simpai lantaran ia dari dulu ingin mengenakan gelang simpai, dan saat itu kebetulan ia yang tengah menghadiri acara “Camp Mananjak” di Desa Hamak Timur bertemu Jamil sang Pengrajin Simpai.
“Saya dari dulu pengen mesan cuman baru sekarang ketemu pengrajinnya, walaupun di Banjarbaru ada, tapi tidak afdol rasanya kalau bikinnya tidak disini,” tutupnya.