Banjarbaru – Beberapa waktu belakangan, viral video Kejadian tidak mengenakan yang dialami oleh salah satu Tenaga Kesehatan (Nakes) di salah satu rumah sakit di Kota Banjarbaru, yang di duga mengalami pelecehan seksual.
Informasi yang beredar, pelecehan ini di lakukan oleh salah satu oknum pejabat Pemprov Kalsel, diketahui terduga pelaku ini berinisial T (58) yang saat ini bertugas di BPSDM Provinsi Kalsel.
Sedangkan korban berinisial i (33), tidak terima atas kejadian tersebut dirinya melaporkan kasus ini ke Polres Banjarbaru, pada 18 Desember 2024 yang lalu.
Saat melaporkan kejadian tersebut ke Polres Banjarbaru, suami korban yang berinisial D mengatakan bahwa pihak kepolisian mengupayakan kedua belah pihak untuk berdamai.
“Bahkan istri saya mengalami trauma berat setelah mengalami kejadian tersebut,” ujar D kepada awak media, Minggu (12/1/2025).
“Saya meminta pihak kepolisian memproses pelaku secara hukum, karena tidak ada itikad baik dari pelaku. Lalu polisi meminta kasus ini damai, tapi kami ingin mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya,” lanjutnya lagi.
D membeberkan bahwa pelaku adalah pasien fisioterapis, saat korban menjalankan tugasnya melakuan terapi, saat itu lah pelaku berbuat kekerasan atau pelecehan seksual.
“Kejadiannya sudah tiga kali. Yang terakhir tanggal 11 Desember 2024, dan saat itu direkam istri saya supaya ada bukti,” bebernya.
Ia melanjutkan, pada hari itu juga korban melaporkan kejadian ke dokter kepala instalasi. Kemudian 12 Desember melapor ke manajemen rumah sakit untuk meminta perlindungan hukum.
Selanjutnya, korban mendatangi Unit PPA di Dinas P3APMP2KB Banjarbaru pada 13 Desember. Di sana, korban meminta pendampingan hukum.
“Kami mau minta bantuan pendampingan hukum, namun jawabannya dari dinas anggarannya sudah habis karena sudah akhir tahun,” tutur D.
Lima hari berselang, 18 Desember, korban melaporkan ke Polres Banjarbaru didampingi dua orang dari PPA Dinas P3APMP2KB.
“Kami berharap dengan dilaporkannya ke polisi ada efek jera bagi pelaku, dan supaya tidak ada korban lain lagi,” harapnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru H.M Aditya Mufti Ariffin sangat menyayangkan kejadian ini, yang mana seharus seorang pejabat dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.
“Sebagai seorang pejabat harusnya bisa memberikan tauladan, menjadi panutan, bukan memberikan contoh yang tidak baik apalagi bertentangan, kami harap tidak terjadi lagi hal2 seperti ini,” Ungkap Aditya, saat di konfirmasi melalui whatsapp, Selasa (14/1/25).
Aditya juga menyampaikan bahwa, jika korban meminta pendampingan hukum, pihaknya akan membantu.
“Saya sudah sampaikan ke sekda kalau mereka butuh pendampingan hukum, perintahkan bagian hukum mendampingi,” Tuntasnya.