Dinas Perindustrian (Disperin) Kalimantan Selatan (Kalsel) terus berupaya mengoptimalisasi pemanfaatan hilirisasi industri batu bara.
“Apabila pemanfaatan batu bara bisa dioptimalisasi, maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan meningkat karena 20 persen pajaknya kembali ke kas daerah dan 80 persennya ke kas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” kata Kepala Disperin Kalsel, Mahyuni, di Banjarbaru, Jumat (17/9/2021).
Disebutkan Mahyuni, saat ini Kalsel memiliki cadangan batu bara sebesar 1,2 miliar ton.
“Maka akan banyak hasil yang diterima daerah karena sudah mengoptimalisasi pemanfaatan batubara untuk bahan baku energi dan industri,” ujar Mahyuni.
Disebutkan Mahyuni, tercatat dua perusahaan telah berencana untuk mengoptimalkan hilirisasi barubara, yakni PT Adaro Indonesia di Tabalong dan PT Borneo Indobara di Tanah Bumbu.
“Dari PT Adaro Indonesia sudah melakukan MoU dengan PT Pertamina untuk membangun industri metanol di Kalsel guna produksi gas LPG dan PT Borneo Indobara sudah melakukan MoU dengan pemilik paten produk pupuk futura guna produksi pupuk dari batu bara serta menunggu perusahaan lainnya yang ingin berinvestasi mendorong hilirisasi batu bara,” tambah Mahyuni.
Mahyuni meyakini hilirisasi batubara akan meningkatkan permintaan tenaga kerja untuk bekerja di Industri.
“Sehingga akan menjadi tantangan bagi kampus di Kalsel untuk bisa mempersiapkan lulusan untuk bekerja,” tukas Mahyuni.