Semenjak Covid-19 melanda Indonesia, khususnya Kabupaten Banjar, Harga rempah untuk komoditi Jahe (Zingiber officinale) mengalami kenaikan harga hingga 50 persen per hari ini, Jumat (30/10/2020).
Seperti yang diungkapkan H. Imi, pria yang sudah puluhan tahun berjualan rempah di Pasar Batuah, Martapura ini mengatakan bahwa harga jahe mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
“Untuk harga Jahe memang naik, yang semula 40 ribu/kg, naik menjadi 60 ribu/kg,” ungkap H.imi.
Tidak hanya jahe yang mengalami kenaikan, lanjut H. Imi lebih jauh, rempah seperti bunga sisir juga mengalami kenaikan.
“Kalau rempah lain yang naik ada juga, seperti Bunga Sisir yang semula 125 ribu/kg naik menjadi 135 ribu/kg,” tambahnya.
Selain kedua rempah itu sendiri menurut keterangan H. Imi, harga rempah-rempah lainnya tergolong normal saja atau masih stabil dan tidak mengalami kenaikan.
“Harga rempah lain seperti, Pala 80 ribu/kg, Kunyit 15 ribu/kg, dan Laos 18 ribu/kg, selain jenis jahe dan bunga sisir itu harganya stabil,” tutupnya.
Di tempat berbeda, Sainah yang juga penjual rempah juga menuturkan hal serupa, ia membenarkan bahwa jahe dan bunga sisir memang mengalami kenaikan.
“Memang untuk Jahe dan Bunga Sisir mengalami kenaikan, dari harga jahe 40 ribu/kg kini 60 ribu/kg dan bunga sisir yang semula 125 ribu/kg menjadi 135 ribu/kg,” tutupnya.
Jahe sendiri merupakan tanaman yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh oleh sebabnya, di masa pandemi covid-19 ini jahe terbilang rempah-rempah yang banyak diburu masyarakat untuk diolah berbagai macam olahan minuman dan makanan.