Banjarbaru — Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru menggelar Pertemuan Ekspos Finalisasi Pola Pangan Harapan (PPH).
Kegiatan di Wong Solo Banjarbaru pada Selasa (02/12/2025), dihadiri oleh berbagai perangkat daerah serta stakeholder terkait.
Mengusung tema “Mewujudkan Pola Pangan Harapan yang Ideal Melalui Peningkatan Akses dan Kualitas Konsumsi Pangan Lokal”, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam penyusunan strategi penguatan pangan yang lebih beragam, bergizi, dan berbasis sumber daya lokal.
Pola Pangan Harapan (PPH) sendiri bukan hanya bertujuan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga memastikan keseimbangan gizi, keberagaman bahan pangan, serta kemandirian melalui optimalisasi pangan lokal. Finalisasi PPH menjadi langkah krusial dalam merumuskan arah kebijakan pangan Kota Banjarbaru.
Kepala Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Hetty Maria, menyampaikan kegiatan ini menjadi wadah untuk menganalisis kebutuhan gizi masyarakat dan memetakan kondisi pangan saat ini.
“Kegiatan ini bertujuan menyusun strategi peningkatan kualitas konsumsi pangan lokal yang lebih bergizi, seimbang, dan beragam. Harapan kami peserta dapat berpartisipasi aktif dan memberi masukan berharga agar bersama-sama mewujudkan pola konsumsi masyarakat yang lebih baik,” ujarnya.
Dalam ekspos tersebut, peserta menerima paparan hasil analisis kondisi konsumsi pangan masyarakat Banjarbaru berdasarkan indikator skor PPH, tren pola makan, serta berbagai tantangan yang memengaruhi preferensi pangan masyarakat, termasuk meningkatnya konsumsi pangan instan dan perubahan gaya hidup.
Paparan teknis disampaikan oleh Damayanti Indah Nuswantari, narasumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjarbaru, yang menjabarkan kondisi objektif konsumsi pangan masyarakat serta arah perbaikan yang perlu dilakukan.
Melalui kegiatan finalisasi ini, DKP3 menargetkan tersusunnya dokumen resmi PPH yang akan digunakan sebagai acuan, yaitu edukasi dan literasi gizi masyarakat, penyusunan intervensi kebijakan pangan, pemberdayaan masyarakat, program lintas sektor, dan evaluasi capaian ketahanan pangan daerah.
