Sebagai wujud perhatian dan kepedulian sosial, Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kotabaru, Akhmad Nurahsin, disertai beberapa anggota melakukan anjangsana kepada anak yang dinyatakan menderita stunting di rt 21 desa Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru pada Kamis (10/11/2023).
Disampaikan oleh Ketua PWI Kotabaru Bahwa kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian PWI, terhadap masyarakat.
“Kepedulian sosial PWI ini menunjukkan bahwa kita hadir tidak hanya berkutat dengan masalah berita saja, melainkan berupaya untuk berinteraksi secara sosial dengan masyarakat,” ungkapnya.
Ditambahkan bahwa kegiatan sosial PWI, tidak hanya berupa anjangsana seperti ini, melainkan nantinya akan ada giat sinergi bersama instansi terkait lainnya.
“Seperti Polres misalnya, Kodim, serta Lanal, dan lainnya,” beber Akhmad.
Sementara itu, Karman, ayah dari Muhammad Muhibbin sangat gembira mendapatkan kunjungan dari Ketua PWI beserta anggota.
“Alhamdulillah terimakasih banyak kepada ketua PWI bersama rombongan. Kami sekeluarga sangat bersyukur, apalagi dengan adanya bantuan makanan bergizi untuk anak kami. Semoga Allah memberkahi kita semua”, ujarnya penuh sukacita.
Sebelumnya data yang berhasil dihimpun dari petugas Puskesmas Desa Dirgahayu, Randi Rahmatullah, beserta rekannya yang juga bernama Randi, bahwa ada sekitar 15 anak berisiko stunting yang dicatat di puskesmas Dirgahayu. Namun dari kesekian itu ada tiga anak yang mendapatkan penanganan intensif dari salah satu perusahaan di Kotabaru.
“Dalam tiga bulan (90) hari, pemberian asupan makanan bergizi tinggi, hanya satu anak yang menampakkan pertumbuhan baik, yakni, Muhammad Muhibbin, usia 34 bulqn, dengan pertumbuhan 5,2 PB, dan 1,2 BB,” jelas Randi.
Sementara yang dua lanjutnya, M. Anjar, usia 24 bln, setelah pemberian makanan bergizi tinggi dalam tiga bulan atau ( 90) har, hanya bertumbuh, 4,6 PB, dan 1 BB. Sedangkan
M. Amin Rizki, usia 29 bln, hanya bertumbuh 2,3 PB, dan 0,7 BB, setelah melalui pemberian asupan makanan tinggi gizi selama 3 bulan, atau ( 90) hari, dikarenakan, menurut keterangan orang tuanya ke dua anak ini sering sakit sakitan dan sangat kurang nafsu makannya, sehingga bantuan makanan bergizi tinggi yang diberikan tidak terhabiskan.
“Berbeda dengan Muhammad Sultonul Muhibbin, Yang selera makannya baik, dalam tiga bulan pemberian makanan gizi tinggi, tiga kali sehari, plus tambahan makanan ringan, seperti biskuit, sudah berangsur memiliki berat dan tinggi badan normal,” terang Randi.
Dikatakan bahwa terjadinya risiko stunting terhadap anak dipengaruhi beberapa faktor, Diantaranya, terjadinya pernikahan dini, yang masih minim dalam pengetahuan perawatan anak yang baik.
“Kemudian, pengaruh ibu nya pada saat hamil menderita suatu penyakit, dan kurangnya asupan gizi pada ibu saat hamil dan menyusui, dan lainnya,” tutup Randi.
Beberapa waktu lalu, Disampaikan oleh Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhiddin pada pertemuan percepatan penurunan stunting TPPS Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2022 bulan November lalu di Banjarmasin, bahwa, berdasarkan survei, status gizi balita Indonesia SSBGI, tahun 2019, angkat stunting nasional, 27,67%. Sedangkan proporsi Balita stunting di KALSEL, sebanyak 31,75%. Kemudian data SSGI tahun 2021 sebesar 24,4%. Sedangkan balita stunting di Kalsel masih melebihi angka Nasional, yakni 30%.