Kabar terkait rencana pencabutan subsidi LPG 3 Kg oleh Pemerintah, mendapat tanggapan dari masyarakat.
Di kota Banjarbaru Kalimantan Selatan misalnya, warga merasa khawatir dan keberatan dengan rencana tersebut.
Seperti yang dituturkan Penjual Gorengan, Muhammad Noor, Senin (20/01), pencabutan subsidi LPG 3 Kg tentu akan membuat harga Gas Melon tersebut bertambah mahal.
“Jelas keberatan. Sekarang saja harganya sudah mencapai Rp 35.000 di pengecer, Bagaimana nanti apabila subsidinya dicabut, sampai harga berapa,” tuturnya.
Muhammad Noor juga mengatakan, dalam sehari, dirinya biasa menghabiskan LPG 3 Kg hingga 2 tabung, kalau subsidi LPG tersebut dicabut bagaimana dirinya melanjutkan usaha.
“Mau tidak mau harga gorengan ikut dinaikkan, tapi kemungkinan jualan bisa sepi,” ucapnya.
Hal serupa juga diutarakan Aida, seorang agen LPG. menurutnya, jika subsidi dicabut otomatis modal untuk menyediakan LPG harus ditambah.
“Kalau memang kebijakan pemerintah mencabut subsidi, terpaksa saya harus tambah modal usaha lagi,” kata Aida.
Sementara, hingga Jumat(17/01) tadi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa rencana pencabutan subsidi Elpiji 3 kg belum diputuskan. Menurut Jokowi, keputusan pencabutan subsidi harus melalui rapat terbatas (ratas) terlebih dahulu.
“Belum, itu harus lewat rapat terbatas,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat,dikutip dari Detik.com.
Jokowi bilang keputusan mengenai subsidi Elpiji 3 kg dicabut atau tidak pun harus mendengar penjelasan dari kementerian terkait terlebih dahulu. Bisa dari Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan.
“Belum, belum sampai di ratas. Nanti kalau sudah di ratas akan disampaikan angka-angka, baru saya memutuskan,” tegas Jokowi.