BANJARBARU – Seorang mahasiswa Fery Setyawan dari jurusan Agroekoteknologi fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, menggelar seminar program sarjana, bertempat di Ruang Seminar Agroekoteknologi ULM Banjarbaru, pada Jumat (20/10/23).
Dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pakar Berbasis Android Untuk Menentukan Dosis Pupuk Rekomendasi Tanaman Sayur Di Kota Banjarbaru”, ia juga sekaligus melounching sebuah aplikasi yang menurutnya dapat memudahkan petani dalam bercocok tanam.
Aplikasi sistem pakar ini diberi nama “Nyayur”, selain dapat menentukan dosis pupuk rekomendasi, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur petunjuk teknis budidaya.
“Agar dapat menentukan dosis pupuk rekomendasi untuk memberikan hasil produksi yang optimal berdasarkan jenis tanaman yang ditanam, luasan lahan budidaya, serta jenis pupuk yang digunakan,” ungkap Fery dalam seminarnya.
Pengetahuan terkait pemupukan yang tepat dan terukur saat ini masih sangat sulit diterapkan oleh petani dan pelaku usaha tani, mengingat untuk melakukan pemupukan tepat dan terukur petani harus memiliki pengetahuan yang mendalam terkait dengan faktor-faktor pemupukan.
Pada launching aplikasi, Fery menjelaskan, uji efektivitas aplikasi tersebut menggunakan metode kuesioner dengan skala likert dan analisis rentang skala.
“Hasil pengujian efektivitas Aplikasi Nyayur yang diujikan kepada 40 orang petani sayur di Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa sebanyak 28 orang petani memberikan penilaian sangat efektif, dan 12 orang memberikan penilaian efektif terhadap kinerja aplikasi hingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini efektif dalam menjalankan fungsi dan kinerjanya,” terangnya.
Lebih lanjut, alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yakni, data dosis pupuk rekomendasi dan data teknologi pemupukan pada tanaman sayur-sayuran yang ada di Kota Banjarbaru.
“Seperti cabai besar, sawi hijau, kubis, tomat, dan kangkung darat, kemudian Java Development Kit (JDK), Android Studio, komputer dan smartphone android, penelitian ini di laksanakan di Kota Banjarbaru pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2023,” paparnya.
Fery menjelaskan, di era digitalisasi saat ini tentunya para petani juga harus melek teknologi, seperti penggunaan aplikasi dalam menentukan dosis pupuk rekomendasi dan lainnya.
“Meski ada beberapa petani yang tidak menggunakan android, tapi kalau kita tidak mengawali secara langsung maka siapa dan kapan lagi, sehingga penting bagi para petani untuk menjajaki digitalisasi saat ini,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang peserta seminar, Regina Ayu mengatakan, kegiatan seminar ini sangat bagus dan dari pemaparan yang dijelaskan sangat menarik juga jelas.
Mengenai aplikasi Nyayur, menurut Regina, sudah sangat bagus, namun karena ini masih berpusat di Kota Banjarbaru sehingga sayur yang ada di aplikasi itu masih terbatas hanya 5 yang tersedia.
“Jadi perlunya untuk pengembangan aplikasi agar tidak berpusat di Kota Banjarbaru saja, melainkan bisa se Kalimantan atau bahkan Indonesia,” pungkasnya.
Penulis : Teny Ariana Singkek
Editor : AS Pemil