Memasuki musim penghujan, masyarakat Kota Banjarbaru harus lebih waspada, karena hujan deras disertai angin kencang dan petir di beberapa bulan terakhir ini tengah menerpa Kota Banjarbaru.
Hal ini dikarenakan curah hujan 2 bulan terakhir ini, cukup tinggi daripada tahun lalu. Dimana tahun lalu, curah hujan hanya sekitar 300 mm hingga 400 mm per bulan saja, namun di bulan November – Desember ini, curah hujan mencapai 400 mm hingga 500 mm.
Forecaster/ Prakirawan Iklim, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi kelas 1 kalimantan Selatan, Yosef Prasetya saat dikonfirmasi (15/12), mengatakan, curah hujan yang tinggi disertai angin kencang dan petir saat ini, dipengaruhi dari dinamika atmosfer dan adanya La Nina Moderat.
Fenomena La Nina ini adalah bagian dari El Nino Southern Oscillation (ENSO). Fenomena tersebut merupakan interaksi lautan atmosfer yang mempengaruhi variabilitas iklim di seluruh dunia.
La Nina sendiri terbagi dalam berbagai kategori, lemah, moderat, dan kuat.
“Adanya dinamika atmosfer dan adanya La Nina Moderat, membuat curah hujan dan iklim berbeda pada tahun -tahun sebelumnya,” ujarnya
Yosef Prasetya menambahkan, pada tahun 2020 di Indonesia pada umumnya dan khususnya pada Kalimantan Selatan, tidak mengalami musim kemarau, yang ada menurutnya, hanya kemarau basah.
Hal ini ungkapnya, karena curah hujan pada tahun 2020 lebih tinggi pada tahun 2019.
“Artinya adanya Dinamika Atmosfer dan La Nina Moderat pada tahun 2020 ini, selain mempengaruhi curah hujan yang tinggi, hal tersebut juga mempengaruhi pada musim,” tutupnya
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Banjarbaru, Baihaki mengatakan, memasuki musim penghujan, tim BPBD Kota Banjarbaru telah melakukan persiapan penanganan banjir.
“Wilayah yang rentan mengalami banjir adalah Cempaka, Liang Anggang, Guntung Payung, dan Sungai kemuning,” ujarnya
Baihaki menyatakan, beberapa wilayah yang rawan terjadi banjir tersebut, selain disebabkan drainase dan sungai yang sempit dan dangkal, juga adanya sampah sampah di saluran tersebut, sehingga debit air hujan tidak bisa tertampung.
Namun saat ini, ungkap Baihaki, perlahan diatasi dengan melakukan pelebaran drainase di Guntung payung. Kemudian di Cempaka juga dilakukan pembersihan embung.
“Rencana kedepannya, yang lebih besar lagi dari PUPR Kota Banjarbaru, ada pelebaran sungai di Cempaka,” terangnya.
Baihaki menyampaikan, dalam menghadapi kemungkinan bencana banjir, pihaknya juga telah menyiapkan semua peralatan.
“BPBD sudah siapkan peralatan seperti perahu karet, pelampung, dan alat lainnya, beberapa peralatan itu nantinya stand by di titik-titik rawan banjir,” lanjutnya.
Ia juga menghimbau, di musim penghujan seperti ini, yang dihadapi tidak hanya banjir, namun juga bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD), yang mesti menjadi perhatian dan di waspadai.
“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Banjarbaru, agar selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, hal ini untuk meminimalisir terjadinya DBD, di lingkungan masyarakat,” tutupnya.