SAMARINDA. Anggota DPRD Kalimantan Timur, Nurhadi Saputra, menyatakan dukungannya untuk memasukkan pelajaran membatik dalam kurikulum sekolah, khususnya di tingkat SMA. Ia meyakini bahwa pengenalan batik kepada generasi muda merupakan langkah penting untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.
“Jika ada program atau pelajaran tambahan tentang batik, tentu akan menambah wawasan pendidikan bagi siswa kita,” kata Nurhadi pada Minggu (3/11/2024).
Nurhadi menyoroti pentingnya memperkenalkan batik yang mencerminkan keberagaman budaya Kalimantan Timur, mengingat bahwa batik sering diasosiasikan dengan budaya Jawa. Menurutnya, masyarakat Kalimantan Timur yang multikultural perlu mengenal batik khas daerah mereka sendiri, seperti batik dari Kaltim, Kalteng, Kalsel, Balikpapan, dan Berau.
Ia mengusulkan agar pembelajaran batik tidak hanya berfokus pada motif Jawa, tetapi juga motif khas Kalimantan yang memiliki makna simbolis dan keunikan tersendiri. “Kami ingin menekankan bahwa batik tidak hanya menjadi simbol budaya Jawa. Dengan mengajarkan batik dari berbagai daerah, para siswa dapat mengenal keragaman budaya yang lebih luas,” tambah Nurhadi.
Nurhadi juga berharap pelajaran membatik dapat dimulai dari jenjang SMP, dengan memulai praktik di atas kertas, sehingga siswa sudah memiliki dasar sebelum melanjutkan ke teknik di atas kain saat SMA. Lebih jauh, ia menyoroti pentingnya pelajaran budaya di sekolah agar generasi muda terus terhubung dengan nilai-nilai budaya bangsa. Menurutnya, kurikulum budaya yang dahulu sempat diterapkan di sekolah seharusnya dihidupkan kembali untuk memperkaya pengetahuan siswa tentang kekayaan budaya Indonesia.
Di akhir keterangannya, Nurhadi menegaskan bahwa batik bukan hanya sekadar seni, tetapi juga bagian dari identitas bangsa. “Dengan mengenalkan batik sejak dini, siswa bisa memahami nilai sejarah dan makna dari setiap motif batik, khususnya batik Kalimantan yang memiliki keindahan dan kekhasan tersendiri,” ujarnya. (adv/DPRDKaltim)