Paringin – Setelah melalui berbagai tahapan perbaikan serta penyempurnaan, akhirnya dua inovasi BPBD Balangan berbasis digital yaitu yaitu ADIS BPBD (Arsip Digital SKPD BPBD) dan SIDIK (Sistem Informasi dan Data Digital Kebencanaan) resmi diluncurkan.
Peluncuran inovasi ini dilaksanakan di ruang rapat kantor BPBD Balangan, oleh Kepala Pelaksana BPBD Balangan H Rahmi dihadiri oleh seluruh pejabat dan pegawai, Senin (9/12/2024).
Kepala Pelaksana BPBD Balangan Rahmi, mengatakan dua inovasi digital ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan tentang informasi dan arsip kebencanaan, maka nantinya arsip dan data kebencanaan yang ada di BPBD Balangan akan berbentuk digital.
Lebih lanjut, ia menjelaskan untuk inovasi ADIS ini bertujuan sebagai sarana media penyimpanan data dan informasi baik berupa teks, gambar, audio dan video, guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyimpanan, serta mempermudah dalam pelaksanaan pengelolaan arsip, dan menghindari kehilangan dan kerusakan dokumen arsip oleh berbagai faktor.
Saat ini, sosialisasi terus dilakukan kemasing-masing bidang agar dapat dijalankan dan dimanfaatkan untuk pengolahan data secara digital.
“Inovasi ADIS ini sangat bermanfaat diantaranya cepat ditemukan dan memungkinkan pemanfaatan arsip, atau dokumen tanpa meninggalkan meja kerja, menghemat waktu dan tenaga, dalam jangka panjang dapat menghemat biaya, mencari file berdasarkan kata kunci maupun nama file dan menemukannya dalam bentuk full text dokumen, berbagi arsip dapat dilakukan dengan mudah, serta mudah dalam membackup dan merecovery data ke dalam media penyimpanan yang compatible,”jelasnya.
Sementara itu, untuk inovasi SIDIK lebih difokuskan pada data digital kebencanaan seperti karhutla, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran pemukiman dan lainnya, sehingga dengan adanya inovasi SIDIK ini memudahkan masyarakat untuk mengetahui dan mengakses data kebencanaan melalui digital.
“Kami berharap melalui dua inovasi mengarsip secara digital ini dapat memudahkan untuk mengakses data, mengatasi risiko rusaknya dokumen kertas atau buram karena usia, sehingga dapat diminimalisir karena tersimpan secara digital, kemudian mudah dalam membackup dan me-recovery data ke dalam media penyimpanan yang compatible, menghemat tempat penyimpanan arsip, karena ruang penyimpanan hanya digunakan untuk arsip-arsip tertentu saja dan meningkatkan keamanan, karena mekanisme kontrol secara jelas,” harapnya.
Kedepan dua inovasi digital ini akan terus dilakukan perbaikan dan pengembangan, serta penyempurnaan agar semakin menarik dan mudah dalam mengakses.(MC Balangan)