SAMARINDA. Kelangkaan Gas Elpiji 3 kg di Kaltim khususnya Samarinda sampai saat ini masih terjadi. Bahkan harganya di eceran masih berkisar diangka Rp 40 ribu per tabungnya.
Untuk itu, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) UKM Kaltim melakukan pengawasan ketersediaan stok elpiji bersubsidi di Kaltim menjelang perayaan Iduladha.
Bahkan pihaknya juga menurunkan tim pengawasan untuk melakukan inspeksi di lapangan yang menampung keluhan masyarakat.
Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Disperindagkop UKM Kaltim Syahrani, mengatakan dari hasil sidak ditemukan bahwa faktor tanggal merah sebelumnya mempengaruhi pendistribusian dan stok elpiji.
Selain itu, mereka juga melakukan kunjungan ke beberapa agen elpiji bersubsidi. Ditemukanlah fakta bahwa beberapa di antaranya menjual elpiji di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Fenomena ini menimbulkan kebingungan, terutama karena beberapa pangkalan baru juga terlibat dalam praktik harga di atas HET. Akibatnya, harga jual ke warung pun semakin tinggi,” ucapnya pada awak media.
Bahkan pihaknya pun kini didampingi kepolisian dan berkomunikasi dengan Pertamina untuk mengantisipasi masalah kenaikan harga tidak wajar ini.
Syahrani menegaskan bahwa PKTN berkomitmen untuk melakukan pengawasan sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.
“Kami terus memantau tren harga elpiji di lapangan. Tindakan konkret yang kami lakukan adalah memanggil Pertamina dan berkoordinasi dengan kepolisian,” tegasnya.
Ia berharap dengan situasi yang masih langka dan harga yang tinggi, langkah-langkah koordinasi antara pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat memastikan ketersediaan elpiji bersubsidi bagi masyarakat Kaltim menjelang Iduladha tahun ini.