Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan menjaga berbagai layanan, terus ditingkatkan Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
Salah satu layanan terbaiknya yang ada di RSDI Idaman ini yakni Hemodialisis atau yang lebih dikenal masyarakat dengan istilah Cuci Darah.
Hemodialisis bekerja layaknya sebuah ginjal yang tengah memompa darah. Proses pencucian darah dilakukan oleh tabung di luar mesin yang bernama dialiser.
Di dalam dialiser, terjadi proses pencucian, mirip dengan yang berlangsung di dalam ginjal. Pada dialiser terdapat 2 kompartemen serta sebuah selaput di tengahnya. Mesin digunakan sebagai pencatat dan pengontrol aliran darah, suhu, dan tekanan. Aliran darah masuk ke salah satu kompartemen dialiser.
Pada kompartemen lainnya dialirkan dialisat, yaitu suatu cairan yang memiliki komposisi kimia menyerupai cairan tubuh normal. Kedua kompartemen dipisahkan oleh selaput semipermeabel yang mencegah dialisat mengalir secara berlawanan arah.
Zat-zat sampah, zat racun, dan air yang ada dalam darah dapat berpindah melalui selaput semipermeabel menuju dialisat. Itu karena, selama penyaringan darah, terjadi peristiwa difusi dan ultrafiltrasi.
“Ukuran molekul sel-sel dan protein darah lebih besar dari zat sampah dan racun, sehingga tidak ikut menembus selaput semipermeabel,” jelas Kepala Tata Usaha RS Idaman Banjarbaru, Muhammad Firmansyah.
Lanjutnya, untuk proses selanjutnya yakni difusi. Difusi merupakan peristiwa berpindahnya suatu zat dalam campuran, dari bagian pekat ke bagian yang lebih encer.
Darah yang telah tersaring menjadi bersih dan dikembalikan ke dalam tubuh penderita. Dialisat yang menjadi kotor karena mengandung zat racun dan sampah, lalu dialirkan keluar ke penampungan dialisat.
Difusi dapat terjadi bila ada perbedaan kadar zat terlarut dalam darah dan dalam dialisat. Dialisat berisi komponen seperti larutan garam dan glukosa yang dibutuhkan tubuh. Jika tubuh kekurangan zat tersebut saat proses hemodialisis, maka difusi zat-zat tersebut akan terjadi dari dialisat ke darah.
Ultrafiltrasi merupakan proses berpindahnya air dan zat terlarut karena perbedaan tekanan hidrostatis dalam darah dan dialisat. Tekanan darah yang lebih tinggi dari dialisat memaksa air melewati selaput semipermeabel.
Air mempunyai molekul sangat kecil sehingga pergerakan air melewati selaput diikuti juga oleh zat sampah dengan molekul kecil. Kedua peristiwa tersebut terjadi secara bersamaan. Setelah proses penyaringan dalam dialiser selesai, maka akan didapatkan darah yang bersih.
“Darah itu kemudian akan dialirkan kembali ke dalam tubuh kita,” tutupnya.