Kasus kematian Afif Maulana di Kuranci, Padang, Sumatera Barat, sempat menghebohkan publik pasalnya dalam penyelidikan kasus oleh pihak kepolisian di temukan banyak kejanggalan oleh masyarakat.
Afif Maulana, remaja yang meninggal diduga tindak kekerasan fisik karena ditemukan luka lebam di tubuh Afif, meskipun begitu pihak kepolisian mengklaim bahwa Afif meninggal karena melompat dari jembatan Kuranci.
Kejanggalan tersebut semakin kuat karena hilangnya rekaman CCTV dengan alasan terhapus, setelah 11 hari dan baru diperiksa lebih dari 15 hari insiden, hal ini lah meningkatkan kecurigaan dari masyarakat.

Dimas Mahasiswa yang berasal dari UNISKA (Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari) mengatakan bahwa ini merupakan aksi simbolik dalam rangka mengawal isu yang terjadi di Sumbar mengenai saudara kita Afif Maulana.
“Walaupun kita berada di daerah Kalimantan, tapi suara-suara ini sangat diperlukan untuk mendukung kasus ini untuk diusut sampai tuntas,” ujarnya saat di depan Balai Kota Banjarbaru, Kamis (11/7).
Saat ditanya kenapa memilih Kota Banjarbaru sebagai tempat demo, ia menjawab space untuk masyarakat ini luas, dan massa hari ini lumayan banyak, kalau di Banjarmasin tidak ada ruang yang pas untuk menyampaikan aksi ini.
“Ada sekitar 100 orang lebih yang ikut dalam aksi ini, campuran dari BEM Se-kalsel, gabungan perguruan tinggi,” ucapnya.
Lanjut Dimas, tujuan utama melakukan aksi ini, mahasiswa menuntut agar kasus ini diselesaikan sampai ke akar-akarnya.
“Jangan sampai kasus seperti ini terjadi lagi ataupun terjadi di Kalsel, jangan sampai ada Afif-Afif selanjutnya, dan menuntut Polda Kalsel untuk memberikan pernyataan sikap, jangan sampai kasus ini terjadi lagi” Ujarnya.
Sementara itu, Abdurrahman Mahasiswa UIN Antasari menuturkan, ia mengecam dan mengutuk keras tindakan represifitas oleh aparat kepolisian terhadap Afif.
“kami menuntut keadilan agar pihak yang melakukan kekerasan itu bisa di adilin seadil-adil nya, dan setegas-tegasnya. Kami memberikan desakan terhadap Polda Kalsel untuk segera memberikan sikap terhadap kejadian Afif ini,” terangnya.
Mahasiswa ini menginginkan Polda Kalsel untuk memberikan sikap terbuka baik itu dari umum ataupun di depan Media, bahwasanya Polda Kalsel menolak dengan tegas kasus kekerasan yang terjadi pada Afif dan mencegah terjadinya kasus ini di Kalsel.
Kasus ini menjadi tantangan bagi pihak kepolisian, karena masyarakat menuntut Polri untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap keadilan dan kebenaran, sehingga Polri bisa mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat.