Banjarbaru – Insiden kebakaran yang melanda kawasan salah satu pasar tradisional terbesar di Kalimantan Selatan, Pasar Lima Kota Banjarmasin masih menyisakan teka-teki.
Hingga Minggu (21/7/2024) siang, pihak terkait belum membeberkan penyebab pasti kebakaran yang melahap kios hingga gudang penyimpanan tersebut.
Pantauan di lokasi, sejumlah pemilik kios masih sibuk mengais puing-puing sisa kebakaran yang masih bisa dimanfaatkan seperti besi dan tembaga.
“Mau dijual ke pengepul besi, untuk tambah-tambah modal membangun kembali usaha,” kata seorang pedagang, Romy.
Amukkan si jago merah yang terjadi pada 20 Juli 2024 sekira pukul 03.00 WITA tersebut, tak hanya menimbulkan kerugian bagi para pedagang. Namun, juga rasa trauma beberapa warga yang menetap di sekitar lokasi kejadian.
Pengakuan warga, kobaran api sendiri semula terlihat dari bagian tengah blok pasar yang banyak menjual perlengkapan baut. Api sempat dinyatakan aman selang satu jam relawan damkar berjibaku di lokasi kebakaran.
Namun, beberapa menit kemudian si jago merah kembali berkobar dari blok lain yang berada jauh dari titik api pertama.
“Semula di bagian tengah itu sudah padam. Kemudian kembali berkobar malah dari bagian kios lain yang jauh dari titik api pertama,” kata warga yang enggan namanya dicantumkan.
Ketua RT 14, Noormila menyebutkan dari pendataan yang ia lakukan mencatat ada 70 bangunan, baik kios dan gudang penyimpanan yang ludes terbakar.
Ia menambahkan, jumlah tersebut didapatkan berdasarkan pendataaan terhadap nama pemilik bangunan.
“Jadi memang ada yang disewakan, kemudian ada juga yang punya lebih dari satu bangunan yang berfungsi sebagai toko ataupun gudang. Untuk kerugian belum bisa diperkirakan,” katanya.
