SAMARINDA. Tak sampai dua pekan lagi, bulan suci Ramadan direncanakan akan masuk pada pertengahan Maret ini. Permintaan akan kebutuhan pokok pun dipastikan juga akan ikut meningkat lebih dari hari biasanya.
Menyikapi kondisi ini, Pemprov Kaltim pun menyebut telah mempersiapkan stok daging sapi, daging ayam, dan telur ayam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri nanti.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim, Fahmi Himawan, menyebut pihaknya telah melakukan perhitungan prognosis (perkiraan) peternakan sejak awal tahun dengan melihat ketersediaan stok di akhir tahun lalu, kemudian ditambahkan dengan perkiraan selama 12 bulan (Januari hingga Desember).
“Itu akan kita lihat apakah dari perhitungan itu neracanya mencukupi setiap bulan terutama pada hari-hari besar keagamaan nasional. Momen-momen yang paling penting itu pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri (Maret dan April), Idul Adha (Juni), serta Natal dan Tahun Baru (Desember),” ucapnya.
Fahmi menjelaskan, terdapat tiga komponen yang selama ini menjadi parameter inflasi di DPKH Kaltim yaitu daging sapi, daging ayam, dan telur ayam.
Komoditi ini yang kemudian dibuat data perkiraannya selama 12 bulan. Berdasarkan prognosis yang dibuat, dari stok awal, jumlah produksi, dan pemasukan daging, ketiga komponen tersebut masih mencukupi sampai dengan bulan Desember.
“Kami juga telah melakukan rapat koordinasi belum lama ini untuk membahas secara khusus lalu lintas produk asal hewan ternak. Berdasarkan regulasi Permentan 17 Tahun 2023, lalu lintas ternak itu sekarang disatukan dalam satu aplikasi iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia yang Mutakhir),” bebernya.
Fahmi membeberkan untuk daging sapi pada Maret (awal bulan Ramadhan) Kaltim memiliki stok 1.384 ton, sementara total kebutuhan sebesar 1.343 ton. Berarti masih ada neraca lebih 41,54 ton. Sementara pada April (Idul Fitri) ketersediaan 1.443 ton, dan untuk total kebutuhan selama periode itu sebesar 1.399 ton sehingga neracanya masih lebih 43,30 ton.
Untuk daging ayam, ketersediaan pada Maret (awal bulan Ramadhan) sebesar 9.753 ton, sementara total kebutuhan selama periode itu sebanyak 9.460 ton. Jumlah ini cukup meningkat dari bulan Februari yang hanya 8.500 ton. Namun karena persediaan juga meningkat karena produksi juga naik, maka neraca masih positif di 292 ton.
Sementara pada April (Idul Fitri) stok ketersediaan berada di 12.491 ton, sementara total kebutuhan di bulan April 12.116 ton sehingga masih surplus 374 ton.
Untuk ketersediaan telur ayam, pada Maret (awal bulan Ramadhan) tidak mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan bulan Februari, yaitu rata-rata sekitar 2.300 ton. Hal ini sejalan dengan kebutuhan di bulan Maret dan Februari yang rata-rata di angka 2.000 ton, sehingga neraca pemenuhannya masih surplus di angka 300an ton.
Sementara pada April (Idul Fitri) ketersediaan mengalami peningkatan 3.240 ton, hal ini untuk memenuhi perkiraan peningkatan permintaan yang ada di angka 2.949 ton. Dengan begitu neraca pemenuhan permintaan pada periode ini juga masih positif di angka 291 ton.
Fahmi mengimbau, masyarakat tidak perlu khawatir atau panik dengan ketersediaan daging dan telur jelang Ramadhan dan Idul Fitri. Ia menjamin, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap stok dan harga di pasaran.
“Kami berharap masyarakat dapat berbelanja sesuai dengan kebutuhan dan tidak melakukan penimbunan barang. Kami juga mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi produk lokal yang berkualitas dan sehat,” pungkasnya.