BANJAR – Menjelang Haul Guru Sekumpul ke-19, ribuan jamaah dari berbagai daerah hadir memenuhi wilayah Martapura, salah satunya di Dermaga Induk Air Santri yang menerima ratusan jemaah, Minggu (14/01/24).
Para relawan membantu para jemaah yang baru sampai di dermaga, jemaah ini kebanyakan hadir dari Kalimantan Tengah, daerah Marabahan, Bahaur dan Katingan.
Koordinator zona air Haul ke-19 Guru Sekumpul, Naim Zein mengatakan, zona air santri ini sudah kedatangan 4 buah kapal.
“Dari data yang kita tulis ada 4 kapal yang sudah datang di dermaga ini, paling sedikit 1 kapal nya membawa 40 orang,” jelasnya.
Lanjutnya, para jemaah yang datang langsung di antar ke tempat tujuan dengan menggunakan angkutan berupa mobil dan motor gratis dari para relawan.
“ Kita menyiapkan 25 motor ojek gratis, dan 4 Mobil untuk mengantar para jemaah ke lokasi tujuan nya masing-masing,” ujarnya.
Sambungnya, untuk menginap kita bebaskan ada yang di rumah warga, tempat keluarga nya, tapi kebanyakan mereka menginap di posko dermaga yang telah tersedia.
“Perkiraan puncak datang nya jemaah Haul ini biasanya Magrib besok, berkaca di Haul tahun lalu,” katanya.
“Kita juga membagikan Kartu kepada setiap jemaah demi keselamatan mereka, jikalau mereka tersesat mereka bisa tunjukan kartu ini ke relawan yang bertugas di posko terdekat,” tambahnya.
Setelah jemaah sampai didermaga, relawan mengarahkan jemaah haul, untuk makan terlebih dahulu di posko yang telah tersedia di dermaga.
Adapun imbauan yang diberikan kepada relawan, setiap relawan diwajibkan menggunakan ID Card, relawan tidak diperbolehkan membawa tas atau barang pribadi milik jemaah.
Sementara itu, Haji Junaidi salah satu jemaah Haul dari daerah Buntok, Kalimantan Tengah, yang baru tiba di dermaga, menuturkan para relawan menyambut baik kedatangan pihaknya.
“Kita datang ini bersama rombongan, 2 kapal hampir satu desa yang ikut sekitar 100 orang, berangkat dari sabtu jam 7 pagi dan sampai di Martapura jam 5 sorean,” tuturnya.
H.Junaidi pun mengatakan, untuk jalur laut memang tidak ada macet, dibanding jalur darat, hanya saja jalur laut ini memakan waktu yang lama.
“Banyak sekali rest area yang menyuruh kita berhenti untuk istirahat, Kita 3 kali berhenti, alhamdulillah kita sampai kekenyangan, puas sekali sama pelayanan yang diberikan oleh para relawan,” pungkasnya.
Penulis : Yanti
Editor : AS Pemil