MARTAPURA – Penanganan dugaan keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Banjar terus dilakukan secara intensif oleh pihak kepolisian dan pemerintah daerah.
Kapolres Banjar AKBP Dr. Fadli mengatakan, sejak Kamis (9/10/2025) tim penyidik Polres Banjar telah mengambil sejumlah sampel makanan dari dapur penyedia program MBG, yakni SPPG di Desa Tungkaran, untuk diperiksa di laboratorium.
“Kami sudah memeriksa pihak penyedia makanan serta melakukan rotasi dapur. Namun untuk memastikan penyebab pastinya, kami masih menunggu hasil uji laboratorium,” jelasnya.
Sementara itu, Wakapolda Kalimantan Selatan Brigjen Pol Dr. Golkar Pangarso Rahardjo Winarsadi menyampaikan, pihaknya masih melakukan pendalaman untuk memastikan penyebab kejadian tersebut.
“Kami belum bisa memastikan penyebabnya. Sampel makanan sudah kami ambil dan saat ini sedang dilakukan pemeriksaan laboratorium di Surabaya,” ujarnya saat meninjau para korban di RSUD Ratu Zalecha Martapura, Jumat (10/10/2025).
Menurutnya, hasil pemeriksaan laboratorium akan menjadi dasar penentuan sumber penyebab dugaan keracunan massal tersebut. Polda Kalsel juga telah membentuk tim gabungan dari Satgas Pangan bersama Polres Banjar dan Polres Banjarbaru untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Kami bekerja sama dengan tim laboratorium. Semua sedang berjalan untuk memperoleh hasil yang akurat,” tambahnya.
Berdasarkan laporan pihak rumah sakit, sebanyak 10 siswa masih dirawat karena mengalami gejala cukup berat seperti muntah dan sakit perut, sementara siswa lainnya mengalami gejala ringan.
“Total kurang lebih ada 130 siswa yang terdampak, sebagian besar sudah membaik dan diperbolehkan pulang,” ungkapnya.
Hingga kini, pihak kepolisian masih menunggu hasil uji laboratorium guna memastikan apakah makanan program MBG menjadi penyebab utama peristiwa tersebut, sekaligus menentukan langkah hukum selanjutnya.
