SAMARINDA. Partai Demokrat, bisa dikatakan untuk Kaltim dalam dua periode pemilu khususnya Presiden dan legislatif di Kaltim, memang mengalami tren yang kurang tinggi, bila di dua periode sebelumnya, dimasa kepemimpinan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala itu.
Hal ini tentunya membuat pengaruh Demokrat di Bumi Etam juga menurun dan dibuktikan dengan jumlah kursi di DPRD yang semakin sedikit jumlahnya.
Elektabilitas pun disebut, sebagai faktor kenapa Demokrat di Bumi Etam, kian meredup, meskipun periode sebelumnya kursi DPR RI sempat diraih meskipun hanya satu kursi lewat Irwan yang juga menjabat ketua DPD Demokrat Kaltim.
Namun, belakangan posisi Demokrat mendadak melejit elektabilitasnya, lantaran partai berlambang Mercy ini memberikan dukungan kepada Isran Noor dan Hadi Mulyadi untuk maju pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim November nanti.
Mengomentari kondisi itu, Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman, Budiman Chosiah, meyakini adanya barter politik yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Dimana datangnya kembali Isran menjadi kader serta perolehan survei elektabilitas yang tinggi menjadi tawaran menarik bagi Partai Demokrat dalam menentukan arah dukungan ke Isran-Hadi.
Budiman menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan Partai Demokrat memilih untuk berkoalisi dengan kubu Isran-Hadi. Salah satunya adalah survei elektabilitas Isran Noor yang cukup tinggi di Kaltim.
Hasil survei terbaru Pilkada 2024 oleh Lembaga Research and Strategy (ARCHY) menempatkan Isran Noor sebagai salah satu dari delapan nama terkuat sebagai kandidat cagub Kaltim.
Isran Noor mendapatkan perolehan tertinggi dengan 16,32 persen, diikuti oleh Rudy Mas’ud dengan 14,82 persen. “Kemungkinan faktor elektabilitas ada, setiap partai itu ingin menang. Apalagi survei Isran Noor lebih tinggi dari Rudy Mas’ud,” ucapnya.
Menurutnya, saat Partai Demokrat memutuskan arah dukungan di Pilkada, Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebutkan bahwa Isran Noor akan kembali bergabung sebagai kader Partai Demokrat. Ini merupakan perubahan signifikan karena beberapa tahun lalu Isran Noor sempat meninggalkan partai berlambang bintang mercy tersebut.
“Saya menilai ikatan Isran Noor dengan partai politik cenderung kurang, karena melalui rekam jejaknya dia pernah meninggalkan partai politik. Sementara partai itu kan butuh eksistensi, kalau partai tidak ada back-up di eksekutif, susah untuk eksis,” tegasnya.
Kembalinya Isran Noor ke Partai Demokrat sejalan dengan visi partai yang memprioritaskan kadernya dalam kontestasi politik. Hal ini disampaikan langsung oleh AHY saat penyerahan surat rekomendasi dukungan kepada sekitar 100 calon kepala daerah di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, AHY juga menyambut hangat kembalinya Isran Noor sebagai kader Demokrat dan memberikan semangat kepada Isran-Hadi untuk bertarung di Pilgub Kaltim 2024.
“Spesial juga cerita di sini, Isran Noor sempat melanglang buana, dan sekarang telah menjadi kader Partai Demokrat kembali. Sehingga ini juga sebagai ‘Welcome Home’, ucapan selamat datang kembali dan berjuang bersama Partai Demokrat,” ucap AHY saat memberikan rekomendasi ke Isran Noor beberapa waktu lalu.