Makam Syekh Muhammad Nafis di desa Binturu Kecamatan Kelua, salah satu makam yang cukup dikenal dan kerap didatangi peziarah serta sudah ditetapkan menjadi situs cagar budaya di Kabupaten Tabalong.
Syekh Muhammad Nafis Al Banjari yang nama lengkapnya Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari, lahir sekitar tahun 1150 Hijriah / 1735 Masehi di sebuah desa yang berada di Martapura Kabupaten Banjar.
Dari beberapa sumber yang diperoleh, Syekh Muhammad Nafis dikenal sebagai ulama ahli tasawuf yang telah menuntut ilmu di Kota Makkah selama puluhan tahun. Namun tidak ada penjelasan yang menyebutkan dari tahun berapa beliau pergi ke Makkah Al Mukarramah, begitu pun kembalinya ke tanah air.
Setelah beliau kembali ke tanah air di masa itu dan dengan berbekal ilmu yang telah dipelajari di Tanah Suci Makkah, Syekh Muhammad Nafis berdakwah ke berbagai daerah di Nusantara untuk mensyiarkan agama Islam.
Selain itu, Syekh Muhammad Nafis juga membuat karya yang hingga kini masyhur karena berisikan tentang ajaran-ajaran tasawuf berjudul Ad-Durrun Nafis. Kitab karang Datu Nafis ini tersebar luas ke pelosok Nusantara, hingga ke berbagai negara-negara asia tenggara.
Kitab Ad Durrun Nafis dulunya berbahasa melayu, bentuknya kecil dan tipis, tetapi isinya sangat padat dengan ilmu-ilmu, mengandung isi ajaran tauhid yang menjelaskan tentang ke Esaan Allah dari segi Zat, Sifat, Asma, dan Af’al.
Karya beliau itu bertujuan untuk menghindarkan diri dari perilaku atau perbuatan Syirik khafi, ‘Ujub, dan Riya.
Setelah keliling berdakwa ke berbagai daerah, Syekh Muhammad Nafis wafat sekitar tahun 1200 Hijriah / 1780 Masehi, dalam usia 55 tahun.