Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Hj Raudatul Jannah atau Acil Odah meluncurkan program inovasi Gerakan Pelajar, Remaja, Sadar dan Peduli Stunting (Gelar Darling) yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) Provinsi Kalimantan Selatan dengan meriah di Gedung KH. Idham Chalid, Kota Banjarbaru pada Rabu (22/5) pagi.
Sederet anak muda yang terdiri dari Forum Anak Daerah Kalimantan Selatan itu menyambut kehadiran Hj Raudatul Jannah atau Acil Odah sebagai Bunda Forum Anak Daerah Kalimantan Selatan tiba di acara.
Istri Gubernur Kalsel itu dikalungkan dengan seuntai bunga. Tepuk tangan pun bergemuruh oleh ratusan anak Banua. Kemudian dilaksanakan peluncuran program inovasi gelar darling dan simulasi anak meminum obat tablet penambah darah.
Lalu, penandatanganan komitmen di papan bersama stakeholder terkait yang dimulai oleh Acil Odah. Ketua TP PKK Provinsi Kalsel itu mengunjungi Stand SLBC memamerkan karya kriya kayu, tata busana, deo spray. Sementara, SMKN 3 Banjarbaru menampilkan kerajinan rumah khas Banjar dan aneka tambang lainnya.
“Ada 3 permasalahan yang dihadapi anak atau disebut Triple Burden. Pertama, kelebihan berat badan (obesitas), kekurangan berat badan (stunting) dan anemia. Satu saja sudah menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Provinsi Kalsel,” ungkap Acil Odah saat memberikan sambutan.
Istilah Triple Burden atau beban tiga kali lipat malnutrisi yang mengacu pada kondisi kekurangan gizi (stunting dan wasting), defisiensi mikronutrien (sering disebut kelaparan tersembunyi), dan kelebihan gizi (kelebihan berat badan atau obesitas).
Berdasarkan survey Indonesia terkait stunting, Acil Odah mengatakan masyarakat yang mengalami stunting dengan jumlah sekitar 30,4% untuk usia 13-15 tahun, 28% untuk usia 16-18 tahun dan 11,1% untuk usia 19-22 tahun. Rata-rata, ia menyebut karena kekurangan gizi anak.
Pada usia remaja itu, Acil Odah menilai perlu dilakukan kuratif atau perbaikan gizi. Sementara tahun 2035 nanti, Bunda Anak Kalsel itu mengatakan Indonesia mengalami bonus demografi sehingga pemerintah perlu menggenjot program stunting ini untuk menghadapi tantangan ke depan.
“Di Kalimantan Selatan, usia produktif terus bertambah. Sehingga anak remaja ini perlu diantisipasi dalam kesehatannya, supaya mereka nanti akan membangun daerah kita,” terangnya.
Acil Odah meyakini sejumlah anak remaja di Kalsel mampu jadi garda terdepan, jika nanti diperhatikan asupan gizinya sehingga mereka mampu berpikir dan bertindak dengan baik. Namun, Acil Odah mengkhawatirkan jika ketahanan tubuhnya tidak baik maka berdampak pada kemampuan motorik, kognitif dan afektifnya.
“Tidak punya karakter yang unggul, jadi tidak bisa bersaing dengan baik. Satu orang nanti memikul untuk menghidupi banyak orang di keluarganya,” tegasnya.
Sehingga, Acil Odah lebih mendorong masyarakat agar melakukan preventif (pencegahan) daripada intervensi (penanganan) supaya anak Kalimantan Selatan menjadi generasi emas ke depan.
“Budaya bersih dan sehat harus lebih ditingkatkan lagi, serta makan yang seimbang. Anak sekarang kerap mengonsumsi makanan Junk Food, padahal urang bahari itu sehat karena makanannya tercukupi dengan gizi. Mereka hidup sehat dan umur panjang,” pungkasnya.
Sebanyak 300 peserta undangan yang berhadir di antaranya, yaitu Forum Anak Daerah (FAD) se-Kalimantan Selatan, Duta GENRE (Generasi Berencana), SMA Putri, Sekolah Luar Biasa (SLB) C Negeri Pembina Provinsi Kalsel dan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) Putri.
Diantaranya, 10 anggota Forum Anak Kota Banjarbaru hadir di acara. Mereka tiba langsung memasuki tempat acara, yakni Radha Azhana (Sekretaris), Masayu Afifah (Bendahara), Sheryn Abigail Joanna Demak Siagian (Anggota) nampak tersenyum saat mengabadikan moment di atas panggung mini photobooth Gelar Darling.
Sheryn Abigail Joanna Demak Siagian (17) mengatakan bahwa pihaknya kerap mengikuti kegiatan dari DP3APMP2KB Kota Banjarbaru dalam mendorong program SHANAK (Sabuting Hintalu Gasan Anak). Ia mengaku, sejumlah anggotanya sering terlibat dalam penyuluhan tersebut.
“Biasanya dengan dinas terkait. Melaksanakan penyuluhan di kantor kelurahan atau kecamatan yang ada di Banjarbaru. Kemarin itu kami seperti di Guntung Manggis, Loktabat Selatan dan sebagainya,” ungkap dia.
FAD Banjarbaru juga menyuluh ke pelosok yang ada di sudut kota, seperti di Kemuning, RTH Ratu Elok dan wilayah lainnya. Sheryn menyebut, penyuluhan itu menyasar yang banyak anak bermain.
“Kami berikan langsung biar pencegahan itu dilakukan ke tempat anak. Biasanya kami ajak bermain dulu, kemudian memberikan paket seperti telur, susu dan snack bergizi lainnya. Kami harapkan, langkah itu dapat menurunkan angka stunting,” pungkasnya. (Adpim)