Rehabilitasi jalan di Kelurahan Bangkal hingga perbatasan Kota Banjarbaru – Kabupaten Tanah Laut yang diselenggarakan Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) rupanya menyebabkan dampak sosial bagi warga sekitar.
Ada sebanyak tiga Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Bangkal Banjarbaru yang terdampak langsung akibat aktivitas pengurukan tanah rehabilitasi jalan tersebut, yakni RT 9 sampai RT 11.
Adapun beberapa faktor yang menjadi keluhan warga setempat yakni debu ketika panas dan jalan menjadi berlumpur serta licin saat hujan.
Sehingga tepian jalan yang tertumpuk material rehabilitasi jalan tersebut, sampai-sampai ditanami warga dengan berbagai jenis tanaman sebagai bentuk protes mereka.
Dikatakan Muslih (39) salah seorang warga Kelurahan Bangkal dirinya bingung lantaran dalam beberapa bulan terakhir omset penjualan untuk dagangan miliknya turun drastis karena imbas pengerjaan rehabilitasi jalan tersebut.
Diakuinya akibat tidak hanya dirasakan ia saja, Muslih membeberkan hampir seluruh warung baik pedagang buah maupun pemilik kios di sekitar aktivitas proyek itu terpaksa tutup.
Ada yang masih bertahan namun bagian depan rumahnya diberi pelindung menggunakan plastik transparan supaya tidak terkena langsung debu yang dihasilkan dari aktivitas lalu lintas pengendara roda dua, empat hingga truk angkutan.
“Kalau siang jalan disini berdebu seperti sekarang. Sedangkan bila turun hujan jalan jadi berlumpur dan licin,” ungkapnya, Kamis (4/8/2022) siang.
Karena demikian dikatakan Muslih, tidak sedikit pengendara roda dua berjatuhan di sekitar jalan karena jalan licin saat turun hujan.
Muslih yang berprofesi sebagai pedagang gorengan di dekat gerbang perbatasan Banjarbaru-Tanah laut itu berpendapat, jika jalan itu segera di aspal maka dampak yang dirasa olehnya itu akan berakhir.
Oleh karena itu Ia ingin pemerintah yang bersangkutan dalam hal ini Dinas PUPR Kalsel segera menyelesaikan rehabilitasi jalan tersebut.
Karena baginya pengerjaan rehabilitasi ini terkesan lamban sampai-sampai warga di tempatnya mesti meregang derita dulu.
“Biasanya setiap sore jualan gorengan saya ada yang beli, sekarang jangankan beli, mampir saja orang enggan karena berdebu. Begitu pula dengan pedagang lain,” ungkap Muslih.
Warung jualannya sempat di dinding menggunakan plastik tapi debu tetap masuk. Karena mobil angkutan besar yang melintas di jalan itu membuat debu semakin besar bertebaran.
Sehingga Muslih dan istri terpaksa berjualan di dalam gang kecil dekat tempat tinggalnya.
“Sewaktu pemilihan memohon-mohon ke kami minta dipilih, setelah jadi kami diperlakukan seperti ini, seperti sampah. Kami ingin secepatnya diselesaikan supaya bisa berjualan lagi,” tegasnya.
Disisi lain jalan berdebu tersebut, juga dikeluhkan warga, Seorang ibu rumah tangga di RT 9 Kelurahan Bangkal Kota Banjarbaru, Noor Aida mengungkapkan lantaran jalan belum diselesaikan dagangan buah miliknya sementara ditutup sampai keadaan kembali kondusif.
Bahkan lebih jauh, dikatakannya dampak kesehatan warga setempat juga ikut terimbas.
Aida yang sekarang mengais rezeki dari hasil persenan pemberian sumbangan para pengguna jalan yang melintas untuk pembangunan sebuah madrasah di dekat tempat tinggalnya itu mengaku, sempat mengalami sakit mata dan masalah pencernaan.
“Saya baru saja sembuh dari sakit. Kemarin saya sakit mata dan sakit perut karena setiap hari terkena debu,” jelasnya.
Diketahui dari papan proyek dengan nama Rehabilitasi Jalan Cempaka-Bati-Bati itu menggunakan dana APBD Provinsi tahun anggaran 2022. Dengan Waktu pelaksanaan selama 180 hari kalender yang terhitung sejak 20 April tahun 2022. Dengan pagu anggaran sebesar Rp 2.6 miliar.
Kontraktor pelaksananya Cv. Bintang Barito. Lalu konsultan pengawasnya CV. Sembilan Satu Angineering.
Di Kesempatan berbeda, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan menerangkan, pengerjaan jalan disana sejauh ini tidak melanggar kontrak kerjasama dan pengerjaannya masih berjalan.
Akan tetapi, lantaran cuaca beberapa pekan terakhir kerap turun hujan sehingga pengaspalan belum bisa dikerjakan.
Meskipun ada dampak sosial yang diterima masyarakat setempat. Ia pun akan mencari solusi sementara terkait dampak sosial yang saat ini dirasakan oleh warga Desa Bangkal Banjarbaru.
“Kita akui ada dampak sosial,” cetusnya kepada pewarta ini di ruangannya, Jumat (5/8) siang.
Yasin berjanji, akan memanggil pihak konsultan dan kontraktor yang bersangkutan Minggu depan tepatnya pada Senin (8/8) untuk meminta percepatan perbaikan jalan tersebut.
“Hari Senin nanti kita akan ketemu sama kontraktor dan konsultan yang bersangkutan. Dan apa langkah-langkah kontraktor dan konsultan kita belum tau,” Ia menukas.
“Kalau kita mengaspal dikala hujan, hasilnya nanti kurang bagus. Idealnya seminggu cuacanya mesti panas supaya hasil pengaspalan optimal. Kalau di aspal langsung takutnya pecah,” pungkasnya.