Tanah Laut – Bupati Tanah Laut (Tala), H. Rahmat Trianto, menegaskan bahwa peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari kepemimpinan yang kuat dan komitmen bersama di seluruh tingkatan, mulai dari daerah hingga satuan pendidikan. Hal tersebut disampaikannya saat membuka Sarasehan Peningkatan Mutu Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar se-Kabupaten Tanah Laut di Balairung Tuntung Pandang, Selasa (17/6/2025).
Dalam arahannya, Bupati menekankan bahwa upaya perbaikan kualitas pendidikan tidak bisa hanya bergantung pada kebijakan di atas kertas. Ia mencontohkan komitmen serius pemerintah pusat, khususnya Presiden RI, dalam memperhatikan sektor pendidikan melalui berbagai kebijakan nyata.
“Kita tidak bisa hanya berangan-angan meningkatkan mutu pendidikan tanpa kepemimpinan yang benar-benar ingin memajukan. Kepemimpinan yang kuat harus hadir mulai dari kepala daerah, kepala dinas, hingga kepala sekolah,” tegas Rahmat.
Lebih lanjut, Bupati juga menyoroti masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tanah Laut dalam kurun waktu satu dekade terakhir, meskipun dalam tiga tahun terakhir telah menunjukkan tren peningkatan. Salah satu persoalan yang menjadi perhatian adalah tingginya angka anak putus sekolah di jenjang SD, SMP, hingga SMA.
Sebagai langkah konkret, Rahmat menginstruksikan Dinas Pendidikan agar membangun pola pembibitan beasiswa untuk anak-anak yang belum bersekolah karena kendala ekonomi, dengan melibatkan koordinasi lintas sektor bersama Dinas Sosial dan pemerintah desa.
Selain itu, Bupati juga menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur pendidikan dan pemerataan teknologi digital, terutama di wilayah pelosok. “Saya tidak ingin alat-alat teknologi hanya jadi pajangan. Jangan sampai anak-anak kita tertinggal hanya karena akses jaringan. Tahun ini dan tahun depan kami terus tingkatkan jaringan internet dan fasilitas penunjang di sekolah,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Bupati memberikan apresiasi kepada para guru atas dedikasi dan perjuangannya dalam mendidik anak-anak Tanah Laut di tengah berbagai keterbatasan. Ia menyebut guru sebagai ujung tombak pembentukan karakter generasi penerus bangsa.
