SAMARINDA. Sudah berkali-kali insiden kecelakaan kerja terjadi di PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) yang merupakan perusahaan pengolahan nikel di Sangasanga, Kukar, beberapa kali mengalami insiden kecelakaan kerja.
Hal inipun mendapat perhatian khusus dari DPRD Kaltim, dimana kecelakaan kerja, menjadi perhatian khusus, untuk segera diminialisir.
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi menanggapi terkait hal ini agar pihak manajemen PT KFI atau Smelter Nikel di Sangasanga melakukan langkah-langkah konkret agar hal serupa tidak terjadi.
“Serta pihak manajemen harus proaktif dalam meningkatkan safety dan penerapan K3 di perusahaannya,” ungkapnya.
Reza pun menegaskan agar ini menjadi perhatian serius untuk semua manajemen karena sudah ada beberapa kali terjadi insiden, baik kecelakaan kerja dan hal lainnya.
Pelatihan bagi para pekerja tentang prosedur keselamatan kerja, serta penerapan langkah-langkah pencegahan kecelakaan kerja yang lebih ketat.
Reza mengungkap, agar kecelakaan dan kebakaran yang terjadi sebelumnya dapat dihindari dan lingkungan kerja di Smelter Nikel menjadi lebih aman serta kondusif bagi seluruh pekerjanya.
“Saya berharap agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di smelter (nikel) tersebut. Termasuk pemeriksaan terhadap kelengkapan fasilitas proteksi kebakaran,” pungkasnya.
Sebelumnya, Owner Representative PT KFI, M. Ardhi Soemargo menjelaskan, kejadian di Smelter Sangasanga terjadi akibat dari slag nikel atau material suhu panas tinggi yang bertemu dengan air kolam pendingin yang mana saat itu debit air terbatas (kurang pasokan).
“Hal ini berakibat terjadinya reaksi melepas panas mengakibatkan timbulnya letupan,” ungkapnya melalui press release yang diterima pada, Sabtu (18/5) lalu.
Ardhi menegaskan, perlu untuk diketahui asal letupan yang terjadi tersebut pun bukanlah berasal dari mesin produksi yang berada di dalam pabrik smelter nikel. “Untuk diketahui bahwa asal letupan bukan berasal dari mesin produksi yang berada di dalam pabrik,” ungkapnya.
Pada peristiwa itu terdapat pekerja yang mengalami luka dan terkena debu. Kemudian dilakukan penanganan di puskesmas yang ada di Sangasanga dan kini telah kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.
“Area yang dipasang garis polisi sudah dibuka dan pabrik sudah berjalan normal para pekerja sudah kembali melakukan aktivitas pekerjaan seperti biasa,” jelasnya.
Sementara terkait adanya kabar terbaru yang videonya beredar atau viral bahwa kembali terjadinya pada area pabrik smelter nikel PT KFI, Jumat (18/5) sekira pukul 23.45 WITA.
Ardhi Soemargo menerangkan warna merah yang ada di dalam tersebut memang seperti itu, di mana itu merupakan proses produksi ke wadah cetakan Ferro nikel.
“Yang warna merah di dalam itu, memang seperti itu Pak kalau proses produksi ke wadah cetakan ferro nikel. Kalau orang awam melihatnya seperti kebakaran,” pungkasnya.