SAMARINDA. Taxi terbang atau Sky Taxi yang dicanangkan akan menjadi transportasi udara masa depan di Ibu Kota Negara (IKN) pada Senin (29/7), resmi diuji cobakan di Bandar Udara Aji Tumenggung Pranoto (APT) Samarinda.
Bahkan, alat transportasi buatan Hyundai ini sempat terbang selama 15 menit disekitaran langit Kota Tepian. Taxi terbang inipun disebut juga bermanuver membentuk angka delapan di sekitar bandara.
Namun sayangnya dokumentasi, ketika Sky Taxi ini terbang tidak boleh di dokumentasikan dan dilarang oleh pihak bandara dan Hyundai selaku penggagas proyek ini. “Dont take a picture, ” ucap salah satu staf Warga Negara Korea, dari Hyundai kepada awak media.
Seketika, gambar yang sempat di dapat pun diperiksa oleh pihak keamanan dan kemudian dihapus. Awak media pun hanya diperkenankan, untuk memfoto miniatur Sky Taxi yang bentuknya 10 kali lebih kecil dari bentuk aslinya.
Menjelaskan terkait Sky Taxi ini, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, bahwa taxi terbang ini memiliki kapasitas 5 orang termasuk pilot didalamnya.
“”Meskipun pada uji coba kali ini pesawat masih tanpa awak dan penumpang, namun hasil yang diperoleh sangat menggembirakan.” ucapnya.
Berawi juga menjelaskan bahwa uji coba ini merupakan bagian dari tahap Proof of Concept (PoC) atau pembuktian konsep. Terdapat empat kriteria utama pengembangan teknologi di IKN, yaitu Kehandalan Teknologi: Pertama, teknologi yang dikembangkan harus memiliki kualitas yang tinggi dan terbukti handal.
Kedua Interoperabilitas: Teknologi harus bersifat terbuka dan dapat diintegrasikan dengan sistem lainnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari monopoli teknologi dan mendorong inovasi dari berbagai pihak.
Ketiga Value for Money: Setiap investasi dalam teknologi harus memberikan nilai tambah yang sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Keempat, Transfer Knowledge dan Teknologi: Otorita IKN berkomitmen untuk mengembangkan kapasitas lokal melalui transfer pengetahuan dan teknologi.
“Kami akan melakukan kajian teknis yang mendalam, terutama terkait aspek keselamatan, kelayakan, dan regulasi pemanfaatan ruang udara. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa sky taxi dapat beroperasi secara aman dan efisien di masa mendatang.” tegasnya.
Dirinya juga menjelaskan, dengan hasil yang positif dari uji coba ini, Indonesia semakin dekat untuk mewujudkan visi pengembangan transportasi udara perkotaan atau Urban Air Mobility (UAM). Diperkirakan, sky taxi komersial akan mulai beroperasi di Indonesia sekitar tahun 2030.
“Kami berharap dengan terlibat aktif dalam pengembangan teknologi sky taxi ini, Indonesia dapat menjadi salah satu pemain utama di sektor transportasi udara masa depan,” pungkasnya.