Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor yang akrab disapa Paman Birin terus mendorong pengembangan tanaman kelapa dalam khususnya di daerah–daerah yang menjadi sentra pengembangan salah satu contohnya kelapa dalam seperti Kabupaten Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan dan beberapa Kabupaten lainnya sebagai Blok penghasil tinggi kelapa dalam.
Merealisasikan itu, Paman Birin juga minta jajaran Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) untuk menciptakan strategi dan inovasi berbasis kolaborasi dan diversifikasi terintegrasi dengan dukungan program program strategis nasional guna mengoptimalkan produksi dan produktivitas kelapa dalam di Kalimantan Selatan.
Mendapat arahan tersebut, Disbunnak Provinsi Kalsel segera menindaklanjuti dengan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak baik di tingkat pusat/provinsi maupun kabupaten yang menjadi lokasi pengembangan tanaman kelapa.
Hal ini disampaikan drh.Suparmi, Kepala Disbunnak Kalsel yang menyebut bahwa tanaman kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan di Kalimantan Selatan yang menempati urutan ke 3.
Baik, dari luasannya maupun jumlah kepala keluarga (KK) yang terlibat dalam usaha tani kelapa, dan tumbuh hampir di semua kabupaten/kota dan merupakan komoditi tanaman tradisional masyarakat Kalsel.
“Data tahun 2021 jumlah KK yang mengusahakan tanaman kelapa dalam di Kalsel sebanyak 92.554 KK dengan budidaya secara sederhana meskipun sudah ada yang diusahakan dalam hamparan yang cukup luas,” ujar Suparmi.
Luas areal tanaman kelapa yang diusahakan oleh masyarakat di Kalimantan Selatan tahun 2021 tercatat 38.234 ha, yang pola pengusahaannya secara perkebunan rakyat. Dari luasan tersebut seluas 27.865 ha tanaman yang menghasilkan.
Sedangkan tanaman yang belum menghasilkan seluas 5.884 ha dan tanaman yang sudah tua atau tanaman rusak mencapai 4.485 ha atau mencapai 11,73 % dari luasan total tanaman kelapa di Kalsel.
Untuk produksi dalam bentuk kopra tahun 2021 sebanyak 23.448 ton dengan produktivitas 841 kg/ha.
Tanaman Kelapa sendiri merupakan tanaman yang kaya manfaat baik untuk kebutuhan ekonomi, sosial maupun budaya.Mulai dari batang pohon, daging buah, air kelapa, tempurung hingga sabut semua dapat dimanfaatkan, sehingga tanaman kelapa disebut juga pohon kehidupan.
Buah kelapa terdiri dari sabut (25%) dapat diolah menjadi Coco Fiber, matras dan keset.
Daging buah (31%) bisa jadi tepung kelapa, VCO, min6yak kelapa dan biodiesel. Batok kelapa (16%) jadi briket arang dan arang aktiv sedangkan air kelapa (28%) diolah jadi Nata de coco, kecap cuka dapur. Disamping itu buah kelapa muda juga sangat dinikmati sebagai minuman segar.
Disamping itu, saat ini kebutuhan kelapa dalam yang terus meningkat serta potensi pasar ekspor yang sangat terbuka.
Makan dari itu, Disbunnak bekerjasama dengan stakeholder terkait akan melakukan pengawalan dan pendampingan sehingga semangat pekebun untuk kembangkan komoditas kelapa dalam di Kalsel terus meningkat.
“Ada beberapa langkah strategis yaitu meningkatkan produksi dan produktivitas dengan mendorong masyarakat untuk melakukan peremajaan tanaman yang sudah tua dan tidak produktif dengan menggunakan bibit unggul, perluasan tanaman kelapa baik kelapa dalam maupun kelapa genjah dengan pola diversifikasi terintegrasi; Penguatan kelembagaan melalui pemberdayaan kelompok tani/koperasi yang sudah ada; meningkatkan daya saing dan akses pasar melalui diversifikasi produk (tempurung, sabut, lidi dan minyak murni/VCO); Meningkatkan akses pembiayaan dengan Perbankan melalui KUR berbunga rendah sehingga tercipta kesejahteraan pekebun/petani kalsel “ ungkap Suparmi. (Adpim)