BerandaDPRD KaltimPEDA XI KTNA Kaltim...

PEDA XI KTNA Kaltim di Kutai Barat Hampir Siap: Ekti Imanuel Lakukan Monitoring Lapangan

Terbaru

Wakil Ketua I DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Ekti Imanuel, melaksanakan monitoring lapangan untuk meninjau kesiapan pelaksanaan Pekan Daerah (PEDA) XI Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang akan digelar di Kabupaten Kutai Barat. Monitoring ini dilakukan guna memastikan bahwa seluruh elemen teknis maupun non-teknis terkait kegiatan besar tersebut berjalan sesuai rencana dan siap menjelang pelaksanaan ajang pertanian dan perikanan terbesar di wilayah ini.

Langkah ini menjadi bagian dari dukungan DPRD Kaltim dalam menyukseskan agenda penting yang bukan hanya menjadi ajang temu antarpetani dan nelayan, tetapi juga pameran inovasi dan teknologi di bidang pertanian, perikanan, serta ketahanan pangan daerah. Ekti menegaskan bahwa kesiapan infrastruktur dan konten kegiatan menjadi kunci suksesnya acara ini, sehingga harus dipastikan semuanya dalam kondisi optimal.

Kunjungan lapangan diawali dengan peninjauan ke lokasi utama kegiatan PEDA, yakni Biotek Demonstration Plot (Demplot) yang berada di kawasan Taman Budaya Sentawar (TBS), jantung kegiatan utama di Kutai Barat. Ekti mengamati langsung berbagai fasilitas yang akan digunakan peserta dan pengunjung selama pelaksanaan kegiatan, termasuk area display teknologi, stan-stan petani, dan fasilitas penunjang lainnya.

Secara umum, ia mengapresiasi progres kerja yang telah dicapai. Namun, menurutnya, masih ada beberapa komponen yang memerlukan perbaikan, salah satunya adalah kolam ikan yang menjadi bagian penting dalam demplot perikanan. Meski demikian, Ekti optimistis waktu yang tersisa masih mencukupi untuk menyelesaikan kekurangan tersebut.

“Dari hasil pemantauan, saya melihat sudah banyak kemajuan. Namun ada beberapa titik seperti kolam ikan yang perlu diselesaikan segera. Dengan kerja sama yang solid, saya yakin semua dapat dirampungkan sebelum kegiatan dimulai,” ujarnya.

Tidak hanya fokus pada lokasi utama, Ekti juga menyempatkan diri mengunjungi empat titik lokasi fieldtrip yang menjadi destinasi penting dalam kegiatan PEDA. Masing-masing lokasi menampilkan keunggulan lokal yang mencerminkan potensi sektor pertanian dan perikanan dari berbagai kecamatan di Kutai Barat.

Fieldtrip pertama adalah ke Gapoktan Kola Lestari di wilayah Linggang Melapeh. Lokasi ini disiapkan sebagai tempat demonstrasi dan pameran kopi robusta lokal, mulai dari proses panen, pengolahan pascapanen, hingga pengemasan produk yang siap dipasarkan. Ekti menyampaikan apresiasinya atas kesiapan lokasi tersebut, termasuk tata kelola produk kopi yang telah dikemas secara profesional dan menarik.

Kunjungan dilanjutkan ke bioflok perikanan yang berlokasi di Kampung Melapeh Baru. Menurut Ekti, area ini sudah menunjukkan kesiapan yang sangat baik. Fasilitas kolam bioflok terlihat tertata rapi, infrastruktur jalan dan area parkir juga sudah memadai. Ia menilai tempat ini siap untuk menerima kunjungan besar dari peserta PEDA serta menunjukkan praktik perikanan berkelanjutan berbasis teknologi sederhana.

Fieldtrip ketiga membawa rombongan ke Kecamatan Long Iram, di mana terdapat kebun durian yang dibudidayakan di atas lahan seluas empat hektar. Di lokasi ini, Ekti mencatat bahwa secara agronomis, kondisi kebun cukup prima dan layak dijadikan sebagai lokasi kunjungan edukatif. Satu-satunya kekurangan hanya pada jalan masuk menuju lokasi, yang masih memerlukan pengerasan sepanjang 120 meter agar akses kendaraan lebih nyaman dan aman.

Terakhir, peninjauan dilakukan di Kecamatan Siluq Ngurai, tepatnya di area peternakan sapi yang dijadikan lokasi fieldtrip keempat. Lokasi ini dinilai memiliki potensi besar untuk menampilkan praktik peternakan terpadu kepada peserta PEDA. Namun, kendala utama adalah akses jalan sepanjang 1,5 kilometer dari jalan utama yang masih berupa tanah dan berisiko sulit dilalui saat hujan. Hal ini menjadi catatan penting yang akan segera dikomunikasikan kepada pemerintah kabupaten setempat agar segera mendapatkan penanganan.

“Ini bukan hanya soal infrastruktur fisik, tapi juga soal kesiapan kita sebagai tuan rumah dalam menyambut tamu dari seluruh Kalimantan Timur. Akses yang baik adalah wajah pertama yang akan dinilai,” tutur Ekti saat menyampaikan evaluasinya.

Dari keseluruhan hasil monitoring, Ekti menyatakan bahwa persiapan PEDA XI KTNA di Kutai Barat telah mencapai sekitar 90 persen. Ia menilai bahwa hanya tinggal penyelesaian teknis di beberapa titik dan penyesuaian kecil yang perlu dikejar dalam waktu dekat. Semangat dari para petani, nelayan, serta aparat daerah dalam menyambut kegiatan ini juga menjadi modal besar dalam menyukseskan gelaran tersebut.

PEDA XI KTNA ini diharapkan tidak hanya menjadi panggung ekspresi keberhasilan sektor pertanian dan perikanan, tetapi juga sebagai ruang pembelajaran antarwilayah dalam membangun ketahanan pangan dan ekonomi berbasis kerakyatan. Kegiatan ini dijadwalkan terpusat di kawasan Taman Budaya Sentawar, dan akan menghadirkan berbagai rangkaian seperti pameran produk unggulan, pelatihan lapangan, lomba inovasi teknologi tani-nelayan, serta forum diskusi antarpetani dari berbagai kabupaten dan kota.

Melalui kegiatan ini, DPRD Kaltim berharap mampu mendorong percepatan transformasi sektor pertanian dan perikanan yang lebih modern, berdaya saing, dan berkelanjutan di tengah tantangan zaman.

“Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tapi harus memberi dampak nyata bagi para pelaku utama sektor pangan di daerah kita. Harapannya, kegiatan seperti PEDA ini mampu membuka jaringan kerja sama yang lebih luas dan memperkuat ketahanan ekonomi lokal,” tutup Ekti dengan penuh optimisme. (adv)

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka