BerandaDPRD KaltimPSU di Mahakam Ulu...

PSU di Mahakam Ulu Jadi Momen Strategis Penentu Arah Pembangunan Daerah

Terbaru

MAHAKAM ULU — Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), sebagai daerah otonom termuda di Provinsi Kalimantan Timur, tengah memasuki babak penting dalam perjalanan demokrasinya. Dalam waktu dekat, masyarakat Mahulu akan melaksanakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) sebagai tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memerintahkan dilakukannya proses pemilihan ulang kepala daerah, menyusul adanya sengketa hasil Pilkada sebelumnya.

Tiga pasangan calon (paslon) yang semula telah bertarung di Pilkada kembali akan berkompetisi memperebutkan kepercayaan rakyat Mahulu. Pasangan nomor urut 01 masih diisi oleh Yohanes Akun dan Y Juan Jenay, sementara paslon nomor urut 02 tetap diwakili oleh Novita Bulan dan Artya Fathra Mathin. Di sisi lain, nomor urut 03 diisi oleh pasangan Angela Idang Belawan dan Suhuk yang turut mengajukan diri sebagai alternatif pilihan pemimpin untuk masa jabatan lima tahun ke depan.

Menanggapi pelaksanaan PSU tersebut, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menyampaikan pesan penting kepada seluruh masyarakat Mahulu untuk turut serta aktif dalam pesta demokrasi ini. Ia menekankan bahwa pelaksanaan PSU tidak dapat dipandang hanya sebagai sekadar pengulangan proses pemilihan, melainkan merupakan kesempatan krusial yang dapat menentukan arah kebijakan dan pembangunan daerah untuk jangka waktu yang tidak singkat.

“Proses pemilihan ulang ini adalah refleksi dari demokrasi yang sehat, di mana suara rakyat kembali dihadirkan sebagai penentu utama. Mahulu memiliki peluang untuk memilih ulang arah kepemimpinannya dengan lebih matang dan berdasarkan pertimbangan yang lebih jernih. Maka dari itu, jangan sia-siakan hak pilih yang dimiliki,” ujar Ananda dalam wawancaranya.

Lebih lanjut, Ananda menyampaikan bahwa PSU ini adalah bentuk nyata bahwa sistem demokrasi di Indonesia menyediakan ruang koreksi jika terjadi persoalan dalam proses pemilu. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa konstitusi tetap memberi ruang untuk menjunjung prinsip keadilan, transparansi, dan partisipasi publik yang luas.

Ia pun mengingatkan masyarakat agar tidak bersikap apatis atau memilih untuk golput. Menurutnya, setiap suara yang diberikan dalam kotak pemilihan memiliki dampak nyata terhadap kebijakan dan arah pembangunan yang akan diambil oleh pemimpin terpilih.

“Lima tahun adalah waktu yang panjang dalam pembangunan daerah. Pemimpin yang dipilih akan berperan besar dalam menentukan arah kebijakan, penyerapan anggaran, serta strategi pembangunan. Maka satu suara sangat berharga. Jangan abaikan kekuatan hak pilih yang dimiliki,” tegas Ananda.

Dalam konteks Mahulu sebagai wilayah yang masih dalam proses pembangunan, tantangan yang dihadapi cukup kompleks. Medan geografis yang berat, keterbatasan akses antarwilayah, serta kebutuhan akan percepatan infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, pendidikan, dan layanan kesehatan, menjadikan peran kepala daerah sangat vital.

Ananda menekankan bahwa figur pemimpin Mahulu ke depan tidak hanya harus memiliki visi pembangunan yang kuat, tetapi juga perlu menunjukkan integritas, kemampuan manajerial, serta komitmen dalam mewujudkan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok kampung. Ia berharap pemimpin yang terpilih nantinya benar-benar hadir membawa kemajuan, bukan sekadar membawa janji.

“Mahulu adalah wilayah dengan potensi luar biasa, mulai dari kekayaan alam hingga keragaman budaya yang menjadi aset besar. Tapi semua itu tidak akan berkembang tanpa kepemimpinan yang inklusif dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas. Maka dari itu, pemilihan ini harus dijadikan ajang untuk menentukan masa depan daerah, bukan sekadar rutinitas politik,” tambahnya.

Lebih jauh, Ananda menyampaikan bahwa PSU bukan tentang siapa yang akan menang atau kalah, melainkan tentang bagaimana Mahulu sebagai daerah otonom dapat bergerak menuju kemajuan dengan lebih terarah dan partisipatif. Ia berharap proses ini berlangsung secara damai, jujur, dan adil, serta melibatkan seluruh elemen masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab.

“Demokrasi sejatinya adalah tentang pilihan rakyat. Maka mari kita jadikan PSU ini sebagai momentum penting untuk menata masa depan Mahulu. Gunakan hak pilih dengan cerdas dan bertanggung jawab, karena inilah kesempatan terbaik untuk menentukan siapa pemimpin yang paling layak membawa Mahulu melangkah maju,” pungkasnya.

Dengan pelaksanaan PSU yang semakin dekat, seluruh mata kini tertuju pada Mahulu sebagai cerminan kedewasaan demokrasi lokal. Partisipasi masyarakat akan menjadi penentu utama keberhasilan proses ini, sekaligus menjadi tolok ukur seberapa besar semangat kolektif masyarakat dalam menjemput masa depan yang lebih baik. (adv)

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka